Terhitung sejak Oktober tahun lalu, tangkapan lobster terbilang tinggi, meskipun gelombang pantau laut selatan terbilang tinggi saat ini. "Puncaknya (lobster) dipredisikan Januari ini, tapi tidak tahu juga, sampai kapan," ujarnya dengan bangga.

 

Menurutnya, limpahan lobster yang cukup besar memang anugerah bagi nelayan setempat, bahkan tahun ini puncak panen lobster terbilang lama. "Biasanya dimulai November, tapi sekarang malam Oktober sudah banyak," kata dia.

Kondisi itu tak ayal membuat rona kegembiraan nampak terpancar dari para nelayan. Jika biasanya hanya mendapatkan lobster 5-10 kilogram, namun saat ini justru bisa naik hingga enam kali lipat.

"Hari ini saya jual sekitar 30 kilogram, padahal gelombang laut tengah tinggi," ujar Mulyana, nelayan setempat.

Selain potensi lobster yang terbilang melimpah, pemilihan waktu menebar jaring yang tepat ujar dia, menjadi faktor lain keberhasilan hasil tangkapan.

"Biasanya kalau lagi banyak begini, kita pilih pagi hari, menjelang siang kita angkat," ujar Mulyana membocorkan waktu tangkapan yang tepat.

Sobri menyatakan, saat ini rata-rata hasil tangkapan lobster yang dijual nelayan mencapai tiga hingga lima kuintal setiap hari. Angka itu naik dua kali lipat dibanding bulan biasa.

"Biasa paling satu sampai dua kuintal sudah bagus, sekarang bisa tembus lima (kuintal), bahkan lebih," ujarnya.

Beberapa daerah yang menjadi tujuan pemasaran lobster dari Garut yakni Jakarta, Surabaya, Jogjakarta. "Tapi biasanya yang (lobster) besar larinya buat ekspor, kalau yang kecil atau sedang, untuk resto," ujarnya.