Search

- Details
- Category: Budaya
- ZA Sitindaon By
- Hits: 795
- Details
- Category: Budaya
- ZA Sitindaon By
- Hits: 302
Pawai Ogoh-ogoh di Surabaya diiringi Reog Ponorogo dan Barongsai (Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Hari Raya Nyepi 2022 akan diperingati besok, Kamis 3 Maret 2022. Pada perayaan Nyepi, biasanya identik dengan adanya ogoh-ogoh.
Lantas apakah itu ogoh-ogoh? Melansir laman resmi ISI Denpasar, sejak 1980-an, umat Hindu memanfaatkan ogoh-ogoh sebagai atribut acara mengelilingi desa dengan membawa obor.
Umumnya, ogoh-ogoh diarak menuju sema, yakni tempat persemanyaman umat Hindu, sebelum dibakar dan pada saat pembakaran mayat. Kemudian, ogoh-ogoh yang sudah diarak mengelilingi desa tersebut dibakar.
Karena bukan sarana upacara, ogoh-ogoh diarak setelah upacara pokok selesai diiringi irama gamelan khas Bali, Bleganjur Patung. Alat musik ini biasanya berbahan dasar bambu, kertas, dan kain.
Benda-benda sederhana tersebut merupakan kreativitas dan spontanitas masyarakat demi memeriahkan upacara. Seiring waktu, ogoh-ogoh lekat dengan berbagai perayaan demi menyemarakkan suasana, termasuk saat Nyepi.
Ogoh-ogoh sendiri umumnya berbentuk boneka raksasa yang merupakan manifestasi Bhutakala. Dalam ajaran Hindhu Dharma, Bhutakala merupakan kekuatan Bhu (alam semesta) dan Kala (waktu) yang tak terukur dan tak terbantahkan.
Ogoh-ogoh sering pula digambarkan dalam wujud makhluk-makhluk hidup di mayapada, surga, dan neraka, seperti naga, gajah, garuda, widyadari, serta dewa. Ogoh-ogoh biasanya dibuat dari styrofoam, bambu, koran bekas, kain, cat, kawat besi, dan kayu.
Makna Ogoh-Ogoh
Patung ogoh-ogoh diarak saat pawai pembukaan Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-40 yang dihadiri Presiden Jokowi di Bali (23/6). Acara ini dilaksanakan di depan Monumen Bajra Sandi, Lapangan Puputan Niti Mandala. (Liputan6.com/Pool/Biro Pers Setpres)
Ogoh-ogoh melambangkan pengakuan manusia akan kuasa alam semesta dan waktu dengan kekuatan yang dapat dibagi dua. Pertama, kekuatan Bhuana Agung (alam semesta) dan kedua, Bhuana Alit (kekuatan dalam diri manusia).
Kedua kekuatan ini dapat digunakan untuk menghancurkan atau membuat dunia lebih baik. Masyarakat Bali percaya bahwa ogoh-ogoh mempresentasikan sifat buruk di dalam diri manusia. Karenanya, mereka membuat ogoh-ogoh sebelum perayaan Nyepi.
Setelah ogoh-ogoh selesai dibuat, lalu diarak berkeliling kota atau desa, ogoh-ogoh dibakar sebagai simbol telah hilangnya sifat buruk di dalam diri manusia. Sehingga, mereka pun siap melakukan tapabrata pada Hari Raya Nyepi keesokan harinya.
- Details
- Category: Budaya
- ZA Sitindaon By
- Hits: 345
Kementerian Pariwisata dan Kepurbakalaan Yordania pada Selasa (22/2) mengumumkan sebuah penemuan situs arkeologi untuk ritual keagamaan yang memiliki sejarah sekitar 9.000 tahun di bagian tenggara negara tersebut.

Para arkeolog menemukan sebuah tempat pemujaan di situs tersebut dengan instalasi ritual unik pada zaman Neolitik, kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.
Instalasi yang disebut "layang-layang gurun" itu digunakan sebagai perangkap massal untuk berburu gazel. Instalasi tersebut tersebar luas di dataran gersang Timur Tengah dan Asia barat daya, kata kementerian itu, seraya menambahkan bahwa diyakini instalasi di situs itu digunakan untuk tujuan keagamaan.
"Penemuan ini belum pernah terjadi sebelumnya, karena merupakan bukti unik dari susunan ritual yang kompleks, yang berasal dari zaman Neolitik," papar pernyataan itu.
Kementerian tersebut juga menekankan pentingnya penemuan itu, dengan mengatakan bahwa penemuan tersebut menyoroti Yordania sebagai "tempat lahirnya peradaban yang terus memukau dunia dengan penemuan arkeologi baru."
- Details
- Category: Budaya
- ZA Sitindaon By
- Hits: 353
Cara warga Korut merayakan Imlek.
SitindaonNews.Com, || Warga di Korea Utara punya tradisi khusus merayakan Imlek. Warga Korut memulai Imlek dengan menunjukkan rasa hormat mereka kepada keluarga Kim Jong-un, pemimpin negara itu.
Mereka menaruh bunga dan memberikan penghormatan pada patung ataupun potret pemimpin Korut sebelumnya, Kim Il-sung dan Kim Jong-il.
Warga Pyongyang mengunjungi Istana Matahari Kumsusan, di mana tubuh Kim Il-sung dan Kim Jong-il disemayamkan. Setelah itu, mereka mendaki bukit Mansu untuk membungkuk ke patung perunggu raksasa para pemimpin sebelumnya.
Kemudian, masyarakat menyaksikan upacara leluhur, makan bersama keluarga, dan menyaksikan pertunjukan seni yang memuat pesan pujian kepada Kim Jong-un dan partai berkuasa, dikutip dari The Korea Herald.
Selain itu, warga Korut juga memainkan permainan tradisional seperti menerbangkan layangan, top-spinning, jegichagi, dan permainan papan yunnori di hari raya tersebut.
Meski demikian, tak ada mudik bagi sebagian besar warga Korut untuk mengunjungi keluarga. Warga di negara itu harus memiliki izin perjalanan bila mereka ingin keluar dari tempat tinggalnya.
Tak hanya itu, pembatasan pergerakan warga Korut saat ini semakin diperketat demi mencegah dan mengendalikan penyebaran virus Covid-19
Sementara itu, Kim Jong-un dan para pembantunya yang setia turut menyaksikan konser yang dipenuhi lagu dan aksi pemujaan terhadap Partai Buruh Korea dan pemimpin Korut.
Menurut laporan media lokal Korut KCNA, lagu seperti "Kami Akan Pergi di Sepanjang Jalan Kesetiaan," dan "Kami Akan Melakukan Perjalanan Satu Jalan Selamanya," kerap ditunjukkan dalam aula konser.
"Penonton sekali lagi merasakan kebenaran bahwa negara dan rakyat kita memiliki masa depan yang cerah meski menghadapi kesulitan dan kesusahan di jalan kemajuan selama Sekretaris Jenderal (Kim Jong-un) memimpin partai," demikian tulis KCNA dikutip dari Korea Herald.
Sementara itu, Kim Il-sung menilai Tahun Baru China sebagai sisa masyarakat feodal. Sejak Perang Korea terjadi di 1953, tradisi hari raya tersebut menghilang dari Korut.
Namun, pemimpin Korut Kim Jong-il mengembalikan Tahun Baru China sebagai bagian dari kampanye 'Semangat Pertama Bangsa Korea.' Rezim Kim Jong-il menekankan pentingnya Tahun Baru Imlek sebagai hari libur tradisional untuk mewarisi tradisi nasional.
Menurut Kementerian Unifikasi Korsel, kalender tahun ini menunjukkan Korut telah memberikan satu hari raya publik untuk merayakan Imlek. Warga diizinkan libur pada hari itu, tetapi mereka harus melakukan kerja tambahan di akhir pekan.
Walaupun demikian, masyarakat Korut bakal berpartisipasi di perayaan tahun ini, mengingat rezim Kim Jong-un memberikan makanan dan keperluan sehari-hari di hari libur nasional
- Details
- Category: Budaya
- ZA Sitindaon By
- Hits: 367
10 PANTANGAN DAN LARANGAN MENJELANG IMLEK
Tahun Baru Imlek 2573 atau Imlek 2022.
Masehi jatuh pada Selasa, tanggal 1 Februari 2022.
Ada sejumlah pantangan yang perlu dihindari oleh orang Tionghoa saat Imlek menurut nasehat leluhur dulu.
Dengan menghindari hal-hal berikut, mereka percaya akan dijauhkan dari penyakit atau nasib buruk selama setahun.
1. JANGAN MENCUCI PAKAIAN DAN KERAMAS
Orang tidak mencuci pakaian pada hari pertama dan kedua setelah tahun baru, karena konon kedua hari ini dirayakan sebagai hari ulang tahun Dewa Air (水神; Shuishen).
Rambut tidak boleh dikeramas pada hari pertama tahun baru.
Dalam Bahasa Mandarin, kata rambut (发; fā) memiliki pengucapan dan karakter yang sama dengan kata facai (发财), yang bermakna ‘menjadi kaya’.
Oleh sebab itu, ini dipandang sebagai hal yang tidak baik “mencuci bersih keberuntungan seseorang” di awal tahun baru.
Menurut sorotan China, dua hari pertama bulan lunar juga dirayakan sebagai hari lahir Dewa Air (水 神, shǔi shén).
Jadi, betapapun berminyaknya rambut Anda selama hari pertama tahun baru Imlek, tahan dan keramas keesokan harinya!
2. HINDARI MEMAKAI WARNA HITAM & PUTIH
Dalam budaya tradisional Tiongkok, warna hitam dan putih diasosiasikan dengan berduka.
Orang biasanya memakai dua warna ini ke pemakaman, atau ke rumah sakit.
Oleh karena itu, sangat tidak beruntung jika memakai warna hitam putih sepanjang bulan tahun baru Imlek.
Namun, warna merah, oranye, kuning, dan ungu dengan senang hati dipadukan selama IMLEK !
Ini karena warna-warna ini terkait dengan kemakmuran (旺, wàng / Ang) dan kesuksesan luar biasa (大红大紫, dà hóng dà zǐ / Merah besar dan ungu)!
3. HINDARI MENYAPU LANTAI Hindari Menyapu Lantai
Menyapu pada hari pertama tahun baru Imlek adalah hal yang sangat dilarang.
Karena Dewa Keberuntungan (财神爷, cái shén yé) akan mengunjungi rumah semua orang selama tahun baru Imlek, sehingga menyapu lantai melambangkan bahwa Anda sedang menyapu kekayaan yang dibawa oleh Dewa Keberuntungan sendiri.
4. JANGAN MENANGIS / BERTENGKAR
Imlek melambangkan START hari Pertama.
Oleh karena itu, jangan menangis atau bertengkar dengan siapa pun, karena hal itu akan membawa kesialan bagi Anda selama sisa tahun ini.
Jika Anda bertengkar dengan keluarga pada hari pertama Imlek, diyakini bahwa rumah tidak akan damai di tahun yang akan datang.
Dan jika Anda menangis, Anda akan menghabiskan sisa tahun ini dalam kesedihan.
5. HINDARI MEMBERI JAM ATAU SEPATU SEBAGAI HADIAH
Memberi seseorang jam atau jam tangan itu tidak baik, hal ini karena istilah "memberi jam" (送 钟, sòng zhōng) terdengar sama dengan "pengiriman yang baik" (送终, sòng zhōng) dalam bahasa Mandarin.
Terlepas dari Imlek atau hanya hari biasa, memberikan hadiah jam dan arloji kepada orang-orang sebagai hadiah bukanlah sesuatu yang baik untuk dilakukan.
Dalam bahasa Cina, kata sepatu (鞋, xié) mirip dengan kata jahat (邪, xié).
Itu membawa nasib buruk, dan hubungan Anda dengan orang yang Anda beri sepatu itu pada akhirnya akan berakhir.
6. JANGAN MAKAN BUBUR
Secara tradisional, makan bubur atau bubur selama imlek adalah simbol “miskin”.
Dulu, bubur dipandang sebagai makanan yang hanya dikonsumsi oleh orang miskin.
Oleh karena itu, sebaiknya hindari makan bubur agar tidak memulai tahun dengan “buruk”.
Selain itu, ada juga pepatah bahwa kita tidak boleh mengonsumsi obat atau pil apapun selama IMLEK, kecuali diperlukan.
Dipercaya bahwa jika Anda melakukannya, tahun mendatang Anda akan penuh dengan penyakit dan Anda akan sangat sering sakit.
7. HINDARI MEMECAH BENDA
Karena ketika barang pecah, itu melambangkan bahwa rejeki anda “hancur” juga.
Jika Anda tidak sengaja memecahkan sesuatu selama Imlek, ambil dengan kertas merah, atau ucapkan kata-kata keberuntungan seperti SUI SUI PING AN = "aman dan sehat setiap tahun" (岁岁 平安 / 碎 碎 平安)
8. BAGI ANAK PEREMPUAN HINDARI KUNJUNGAN KE RUMAH ORANG TUA PADA HARI PERTAMA
Dipercaya bahwa jika anak perempuan kembali ke rumah orang tuanya pada hari pertama Imlek, hal tersebut akan membawa hambatan bagi orang tuanya, terutama secara ekonomi.
Anak perempuan biasanya kembali ke rumah orang tua mereka pada hari kedua dan ketiga (初二, 初三, chū èr, chū sān) tahun baru China.
9. DILARANG MENGUCAP KATA-KATA NEGATIV
Selama tahun baru Imlek, Anda perlu menghindari penggunaan kata-kata makian dan kata-kata sial, seperti kata-kata yang berhubungan dengan kematian atau kejadian yang tidak menguntungkan.
Biasanya kata-kata keberuntungan digunakan untuk menyapa orang, seperti Gong Xi Fa Cai (berharap sejahtera) dan Xin Nian Kuai Le (selamat tahun baru).
10. PANTANGAN MENAGIH HUTANG ATAU MEMBAYAR HUTANG
Pada saat hari raya Imlek karena keberuntungan akan hilang baik bagi sang penagih utang maupun peminjam sepanjang tahun ini
Sumber: https://www.facebook.com/100014725653904/posts/1314900525677457/
- Details
- Category: Budaya
- ZA Sitindaon By
- Hits: 568
BERBURU KEPALA MANUSIA
Mengenal Ngayau,Tradisi Berburu Kepala Manusia di Suku Dayak
Ngayau merupakan satu istilah yang di gunakan untuk merujuk kepada suatu tradisi memburu kepala manusia di kalangan kebanyakan masyarakat Dayak Sarawak,seperti Iban dan Kayan.
Melansir dari sebuah buku berjudul Ngayau sebagai Sebuah Novel Berwarna Tempatan : Satu Kajian Sosiologi Sastera yang ditulis oleh Asmiaty Amat,mulanya Ngayau merujuk kepada amalan yang berkaitan dengan upacara perkawinan,keagamaan,dan nilai kewiraan.
Amalan ini menjadi syarat bagi lelaki Iban sebagai bukti keberanian kepada keluarga calon mempelai istri.
Menurut Noria Tugang dalam bukunya berjudul Pua Identiti dan Budaya Masyarakat Iban (2014),tradisi Ngayau di lakukan oleh orang Iban pada zaman silam semata-mata untuk tujuan mempertahankan kaumnya dari musuh.
Tidak Sembarang musuh akan di bunuh,mereka hanya memilih musuh lelaki dewasa untuk di bunuh dan bawa balik ke rumah.
Rambut dari kepala yang di dapat saat Ngayau akan menjadi hiasan pada perisai dan pedang.
Sementara itu,kepala-kepala musuh akan di keringkan dan di gantung di rumah mereka.
Di beberapa rumah hingga kini ada yang menyimpan tengkorak kepala musuh yang di turunkan sejak zaman nenek moyangnya.
Membawa balik kepala musuh semasa Ngayau ini di anggap sebagai suatu anugerah berharga.
Selain itu,sebagai simbol kehormatan,keberanian,dan juga penolak bala.
Setelah tradisi itu berlangsung, biasanya seorang lelaki akan di sematkan gelar ‘Bujang Berani’ yang berarti raja berani atau pahlawan ulung.
Fenomena tradisi Ngayau juga di anggap sebagai satu peningkatan status sosial tertinggi pada masyarakat suku Dayak Iban.
Dengan begitu,saat ritual adat Gawai atau perayaan lainnya, mereka berhak menerima penghormatan tertinggi.
Meski tradisi Ngayau telah di anggap identik dengan suku Dayak,tetapi tradisi ini sudah tidak di lakukan kembali.
Dapat di katakan bahwa kini tradisi Ngayau merupakan salah satu tradisi suku Dayak yang sudah punah.
Di berhentikannya tradisi ini tercatat dalam kesepakatan bersama seluruh etnis Dayak Borneo Raya pada 22 Mei-24 Juli 1894.
Rahayu..
Sumber: https://www.facebook.com/803774136380640/posts/5084915654933112/
.
.
.
Adhie Khumaidi