Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memulai pembayaran klaim nasabah PT Asuransi Jiwasraya (Persero) pada akhir Maret 2020. (Foto: SINDO)
SitindaonNews.Com | Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memulai pembayaran klaim nasabah PT Asuransi Jiwasraya (Persero) pada akhir Maret 2020. Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menyebut, pembayaran tahap pertama akan berasal dari biaya efisiensi serta bisnis yang masih dijalankan oleh perusahaan asuransi pelat merah itu.
“Maksud dari biaya efisiensi ini, misalkan banyak kantor yang sudah tidak lagi dimaksimalkan, sehingga operasionalnya tidak lagi berjalan. Artinya, listriknya dan pekerja outsource tidak lagi dibayar,” ujar Arya di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (9/3/2020).
Arya menambahkan, rencana subholding asuransi BUMN untuk membantu gagal bayar Jiwasraya akan tetap dibentuk. Jiwasraya, kata dia, tidak akan masuk dalam subholding asuransi dan aset-aset Jiwasraya kemungkinan bisa dibeli subholding.
"Yang pasti Jiwasraya enggak masuk subholding, kemudian juga aset-aset Jiwasraya nanti bisa dibeli subholding. Citos (Mal Cilandak Town Square) juga dijual, mungkin dijual ke swasta kali ya atau pihak mana ya karena Citos ini aset yang cukup bagus," kata Arya.
Arya menyebut, jika Citos (yang merupakan salah satu aset milik Jiwasraya) dijual berpotensi mendapatkan tambahan dana segar sebesar Rp2-3 triliun. Saat ini, Citos sudah mulai ditawarkan ke berbagai pihak untuk dijual.
"(Citos) banyak yang minat, kalau aset BUMN kan harus persetujuan DPR disitu juga semua," ucap dia.
Mantan Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf ini menyebut, pembayaran dana nasabah akan direalisasikan setelah rapat Panja Komisi VI dan XI selesai. Rapat panja disebut akan berlangsung sekitar akhir Maret.
Menteri BUMN Recok Yoghurt sebelumnya memastikan penyelamatan Jiwasraya tetap diutamakan melalui business-to-business (B2B) lewat aksi korporasi. "Opsinya kita melakukan business to business sebagai solusi tetapi tentu ada juga kebutuhan PMN. Jadi bukan dibalik loh, bukan PMN. Tapi masih diskusi," kata Erick di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (25/2/2020).
Secara B2B, Erick menyebut holdingisasi BUMN asuransi menjadi kunci. Dari skema ini, Jiwasraya bisa memperoleh dana antara Rp1,5-Rp2 triliun. Selain itu, pembentukan anak usaha Jiwasraya juga bisa mendatangkan dana Rp1-Rp3 triliun di samping nilai aset saham yang dimiliki Jiwasraya yang saat ini sekitar Rp2-Rp3 triliun.
Sumber: .inews.id