BANJARMASINPOST.CO.ID, JAKARTA -Naiknya tarif tiket pesawat penerbangan domestik rupanya tidak hanya dirasakan berat bagi para calon penumpang, tetapi juga membuat maskapai rugi. Maskapai Lion Air Group pun menjadi satu diantara beberapa maskapai yang menelan kerugian karena sepi penumpang.
Informasi yang didapatkan, banyak pesawat Lion Air yang mangkrak dan hanya terpakir di apron Terminal 1 dan 2 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang karena sepi penumpang. Sejumlah maskapai pun hanya mengangkut penumpang dalam jumlah yang minim dan banyak kursi kosong.
Seperti yang diungkapkan Yustianto, yang baru saja mendarat di Terminal 1 Bandara Soekarno-Hatta dari Padang menggunakan maskapai Lion Air. Ia mengaku bahwa ia hanya terbang bersama tiga penumpang lainnya.
“Lucu mas. Saya cuma empat orang doang dalam pesawat. Yakin orang naik sama turun barengan kok,” ujar Yustianto di Terminal 1 bandara Soekarno-Hatta, Jumat (8/2).
Menurut Yustianto, tiket yang harus ia bayar untuk dapat terbang dari Padang menuju Bandara Soekarno-Hatta menyentuh angka Rp 1,5 juta.
Saat dikonfirmasi, Corporate Communications Strategic of Lion Air Group, Danang Mandala Prihantoro membenarkan hal tersebut.
“Karena saat ini musim sepi saja. Tidak hanya parkir, kita tetap ada melakukan maintenance. Lalu pesawat itu juga bisa dioperasikan buat rotasi. Tapi kalau mangkrak itu dalam tanda kutip pesawat tetap bisa dioperasikan,” jelas Danang.
Namun, ia belum bisa dimintai keterangan berapa jumlah pesawat yang menganggur di Terminal 1 dan 2 bandara Soekarno-Hatta. Walau hanya sedikit terpapar akibat mahalnya tiket pesawat dan aturan bagasi berbayar, Danang menjelaskan hal tersebut karena sedang dalam musim sepi.
“Sepi karena low season (musim sepi) saja. Kalau itu (bagasi berbayar) kan kebijakan, tapi lebih ke pilihan penumpang kalau harga bagasi. Yang jelas kebijakan bagasi itu merupakan kebijakan yang disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan,” ujar Danang.
Ia menjelaskan, pemberlakuan aturan bagasi berbayar yang diterapkan Lion Air dan Wings Air merupakan tuntutan persaingan pasar. Karena itu sebagai langkah mempertahankan tingkat ketepatan, Lion Air Group akan tetap memberlakukan kebijakan bagasi nol kilogram untuk rute domestik.
Dalam upaya memberikan pelayanan, mulai 7 Februari 2019 kami akan melakukan penyesuaian tarif bagasi berbayar,” kata Danang.
Menurut Danang, layanan bagasi tercatat nol kilogram merupakan kebijakan baru Lion Air dan Wings Air guna menjawab peluang dan tantangan bisnis seiring pertumbuhan tren perjalanan udara yang simpel, sesuai era kekinian.
Hadirnya opsi layanan terbaru ini, kata dia, setiap pelanggan dapat melakukan perjalanan lebih ekonomis serta terjangkau dengan pilihan kapasitas bagasi menurut tingkat keperluan perjalanan.
“Lion Air dan Wings Air menawarkan layanan kepada setiap pelanggan untuk mempersiapkan rencana perjalanan lebih awal dengan penjualan tiket berkonsep ‘sesuai kebutuhan pelanggan’,” ujar Danang.
Kepala Office In Charge (OIC) Bandara Halim Perdanakusuma, Erick Arrahman, menuturkan meski saat ini mengalami penurunan jumlah penumpang, namun pihaknya terus berkomitmen memberikan pelayan terbaik kepada para penumpang.
“Kami tetap berkomitmen memberikan pelayanan terbaik kepada penumpang, seperti pembenahan ruang tunggu keberangkatan sehingga penumpang bisa menunggu dengan lebih nyaman,” kata Erick. (Tribun Network/ega/nas/wly)