Pusat Pasar Medan, Pasar sepi pembeli, karyawan toko duduk santai, pemilik toko pusing tujuh keliling bayar gaji karyawan dan bayar hutang barang dan cicilan kredit modal kerja dari bank. Dok. Istimewa
sitindaonNews. Yang Kaya Semakin Kaya, Yang Miskin Semakin Miskin.
Secara perlahan lahan rakyat mati dicekek lehernya, penghasilan stagnan cenderung menurun tajam di tahun terakhir ini, lebih parah lagi menjelang pilpres dan pileg tahun ini.
Pasar dari tahun ke tahun semakin sepi, pedagang banyak yg gulung tikar, ada yg meninggal mendadak serangan jantung dan ada pula yg gantung diri.
Katanya program pro rakyat, tapi biaya hidup terus meningkat, biaya listrik, biaya air PAM, biaya pendidikan anak sekolah mulai PAUD hingga Perguruan Tinggi terus meningkat setiap tahun, inikah yg disebut program pro rakyat?
Jangan katakan kami tidak mau kerja atau malas kerja, kami sudah kerja, kerjaa, kerjaaa sekuat tenaga, kami tidak bohong, ini bukan hoaks, sebagai pedagang pasar tradisional di Medan, pasar selalu sepi pembeli, sementara keluarga harus makan, anak2 harus sekolah.
Ini fakta, rakyat menjerit, hidup semakin susah.
Yang kaya,semakin kaya, yang miskin semakin miskin.
Penulis: Zul Abrum Sitindaon.