fbpx

Screenshot 20190611 172422

"Tuhan Tidak Dengar Doaku"
(Bagian V)

Tas dan baju ku raih, tancap gas. Administrasi sudah beres, ambulance dan perawat menggendong Yosua siap berangkat.

Ku bayarkan tagihan, ku rampas slipnya, berlari mengejar ambulance.

 

Sirine emergenci ambulance berbunyi keras. Ambulan melaju kencang, sampai 160 km/jam. Tol Tebing atau tol Jokowi belum ada.

"Tuhan beri aku uang 80 jt sekarang" doaku selama di perjalanan.

Ku telephon istriku "sudah dapat uangnya ?" Berkali-kali dijawabnya "belum".

"Tuhan kenapa Engkau tidak dengar doaku. Kami sudah mau nyampe RS. Aku ngak mau Yosua tidak dioperasi karena tidak ada uang. Yosua harus hidup" doaku keras kepada Tuhan.

Sebelumnya Parlu Purba sudah ku telephon mencari jalan lancar. Tidak macet menuju RS yang sudah dipersiapkan dan tuju. Siap menggiring kami.

Terakhir kali ku telephon, uang tidak dapat juga.

Kami telephon RS lain. Colombia Asia siap. Lengkap ruangan dan alat juga Dokter Bedah Spesialis Anak. RS hanya minta deposit. Uang yang aku pegang cukup.

Aku telp Luhut Purba "ganti RS, kita ke Colombia Asia". Siap bang" jawabnya.

Perawat dengan peralatannya berlari menuju ambulance. Yosua diangkat, baju diganti, selang oksigen dipasang.

Prosedur pertolongan pertama sudah dilakukan, mereka sangat sibuk cepat tanpa komando.

Tiba-tiba Yosua, berakkkkkkk sebanyak-banyaknya. Taiknya hitam, perutnya langsung kempes. Penyakitnya keluar. Yosua tidak jadi operasi.

Aku menangis bahagia. Taiknya mau kumakan saja, karena senangnya. Tidak perlu uang 80 juta.

Tuhan tidak dengar doaku, Tuhan tidak kasih uang 80 jt. Cara Tuhan lain. Guncangan di ambulance cukup membuka ususnya yang berlipat. Tidak harus operasi.

Ajaib Tuhan karyaMu. Tuhan dengarlah doaku, kehandakMulah yang jadi.

Selamat Ulang Tahun anakku Putra Yosua Nahampun.

Sumber: https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=2786977071319347&id=100000212438083


Add comment


Security code
Refresh