fbpx

92cb4bee 37df 417f 8b4d 498507a0d22a 43

Cerita Bipolar hingga Skizofrenia di Balik Doodle Hana Madness Foto: Tia Agnes/ detikHOT

 

Jakarta - Kreasi doodle-doodle Hana Madness menggema ke penjuru kota di Indonesia dan Inggris. Di balik karya penuh warna yang lucu nan menggemaskan dari perempuan yang bernama asli Hana Alfikih itu terdapat sekelumit cerita.

detikHOT menemui Hana di sela-sela pembukaan ajang 'Artotel Week' di Gedung Cipta Niaga, kawasan Kota Tua, Jakarta Barat, pekan lalu.


Sosok Hana yang periang dan ramah kepada lawan bicara, serta lengan yang dipenuhi rajah itu menceritakan secara terbuka mengenai karya seninya. Termasuk diagnosa awal skizofrenia hingga gangguan bipolar yang diidap Hana sampai sekarang.

Tanpa ditanya lebih lanjut mengenai kondisi kejiwaannya, Hana langsung bercerita, "Gue punya gangguan disabilitas mental. Gue merasa butuh sesuatu untuk dijadikan senjata. Menunjukkan kalau ada eksistensi diri gue," ujar Hana kepada detikHOT, belum lama ini. 

Di bio akun Instagram @hanamadness pun dia menuliskan kalimat '✝hank god for mental illness✝'. Mengapa? 

Cerita Bipolar hingga Skizofrenia di Balik Doodle Hana Madness
Cerita Bipolar hingga Skizofrenia di Balik Doodle Hana Madness Foto: Tia Agnes/ detikHOT



"Dulunya gue selalu melawan. Menolak sama keadaan gue dan selalu menyalahkan orang lain. Sekarang udah nggak lagi, gue menerima kondisi gue dan membiarkan depresi dan halusinasi itu di diri gue. Sekarang sudah terbuka dan kalau bukan gue yang mulai terbuka nggak ada yang mau terbuka," tutur Hana. 

Kondisi gangguan bipolar dirasakan Hana sejak masa kecil, namun kian menjadi ketika memasuki semester lima jurusan advertising di universitas swasta Jakarta. Dia merasa mengalami naik dan turun mood secara ekstrem. 

Lantaran kondisi tersebut, Hana mulai menciptakan karakter-karakter makhluk kecil yang menjadi representasi dari halusinasinya. "Nama karakternya ada bipo, polar, skizo, medico, atau nama-nama obat yang biasa diminum," lanjut Hana. 

Meski terbilang baru di ranah seni rupa, karya Hana Madness makin menggema. Dia turut melakukan pameran kolektif bersama seniman Ibu Kota dan pernah commission work atas undangan dari British Council. Hana pun mewakili Indonesia diundang untuk mengikuti Unlimited Festival di London, Inggris. Festival yang menjadi ruang bagi mereka penyandang kebutuhan khusus.

Artikel ini pernah terbit di DetikNews:
Selasa, 14 Nov 2017 12:25 WIB
Spotlight



(tia/nu2)


Add comment


Security code
Refresh