SITINDAON NEWS SITINDAON NEWS

Categories

  • Trending News (723)
  • Tarombo Marga Sitindaon (48)
    • Sukacita & Dukacita (12)
  • Politik & Opini (270)
  • Ekonomi & Bisnis (266)
  • Lifestyle & Health (361)
  • Tekno & Sains (69)
  • Entertaintment (65)
    • Games (0)
  • Food & Travel (93)
  • Budaya (57)
  • Inspirasi dan Inspiratif (133)
    • Jansen Sitindaon (31)
  • Sport (16)
  • Lowongan Kerja (29)
  • International (29)
  • Mimbar HKBP (0)
    • HKBP Pasar Minggu (3)
  • Pilpres 2019 (69)
  • Hukum & Kriminal (12)

Berdiri sejak 2018

  • Login
SITINDAON NEWS SITINDAON NEWS
  • Homepage
  • Tarombo Marga Sitindaon
    • Jansen Sitindaon
  • Siapa kita?
  • MORE

    HOT CATEGORIES

    • Pilpres 2019
    • Our Social Media
    • Games

    USER

    • Login Form
    Show
    • Forgot your username?
    • Forgot your password?
  • WTNG
Berlangganan buletin kami Newsletter
  1. You are here:  
  2. Home
  3. Politik & Opini
  4. Turedo Sitindaon: Bobby Nasution di Medan Dikenal Masih Hanya Sebatas Menantu Presiden Jokowi

Search

Details
Category: Politik & Opini
ZA Sitindaon By ZA Sitindaon
ZA Sitindaon
02.Oct
Hits: 632

Turedo Sitindaon: Bobby Nasution di Medan Dikenal Masih Hanya Sebatas Menantu Presiden Jokowi

IMG 20201002 212807Wakil Ketua Tim Pemenangan AMAN,  Turedo Sitindaon

Wakil Ketua Tim Pemenangan AMAN, Turedo Sitindaon menyanggah pernyataan Juru Bicara Pemenangan Bobby-Aulia, Meryl R Saragih mengenai politik dinasti dan sistem meritokrasi. Dikatakan Turedo, politik dinasti memang melekat pada Bobby. Bobby Nasution, kata Turedo, memang dikenal masyarakat Kota Medan masih hanya sebatas menantu Presiden Jokowi. Bobby sendiri mengakui itu di berbagai kesempatan.

"Karena memang Bobby tidak pernah tumbuh dan besar di Kota Medan. Inikan bisa kita lihat di daftar perjalanan hidup dia. Mulai dari sekolah dan bisnis memang dihabiskan di luar Kota Medan. Bahkan Bobby selalu menjadikan status menantu presiden itu sebagai salah satu keunggulan beliau dibandingkan Akhyar. Seperti misalnya bisa menghubungi atau menelpon menteri di pemerintah pusat. Status Bobby sebagai menantu presiden itu adalah sebuah fakta. Jadi top of mind nya Bobby adalah menantu presiden dan itu memang terasosiasikan dengan politik dinasti," kata Turedo dalam keterangan tertulisnya kepada media, Jumat (2/10/2020)

Selain itu, sambung Turedo, pemahaman Meryl mengenai sistem meritokrasi adalah bias. Dimana kemampuan atau kapasitas menjadi sebuah tolak ukur. Dalam teori meritokrasi antitesa/lawannya adalah adanya "privilege" atau sebuah hak istimewa. Kalau bahasa sederhananya nepotisme. Dimana jika seseorang memiliki privilege tersebut maka dapat mengalahkan orang yang memiliki kompetensi dan kapasitas.

Previlege inikan adanya di Bobby, bukan Akhyar. Contoh sederhana saja, privilege dalam hal pengamanan sebagai menantu presiden, itu bahkan diatur dalam Peraturan Pemerintah No 59 Tahun 2013. Dengan menyandang status menantu presiden misalnya dapat menghubungi menteri di pemerintah pusat. Dengan segala privilege yang dimiliki, menurut kami tidak sesuai dengan makna sistem meritokrasi yang digaungkan, kata Turedo.

"Kalau Akhyar jelas dalam visi dan misinya dalam mengelola pemerintahan ke depan akan menerapkan asas good governance dan clean governance. Menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih, dimana sistem meritrokasi sebagai salah satu variabelnya. Karena sistem meritokrasi sebagai ukuran, memang lebih cocok dengan Akhyar. Dimana dalam setiap pencapaian dalam hidupnya, misalnya sebagai Anggota DPRD Medan, bisnis, dan bahkan menjadi Wakil Walikota Medan selalu dicapai dengan kerja keras dan perjuangan bukan karena privilege. Jadi Akhyar tidak asing dengan sistem meritokrasi ini, karena beliau bagian dan pelaku dari sistem itu," tandas Turedo.

Sebelumnya kepada media, Meryl mengatakan, pencalonan Bobby sebagai Wali Kota Medan, bukan soal politik dinasti.

“Siapapun dia, terlepas dari dia anak presiden, menantu presiden atau bahkan rakyat biasapun, asal warga negara Indonesia dan memenuhi syarat-syarat dan mampu untuk memimpin suatu kota, dia layak untuk dicalonkan dan untuk dipilih,” katanya, Kamis (1/10/2020).

Sistem yang ingin dibangun Bobby-Aulia, kata Meryl adalah sistem meritokrasi, merit system. Yakni sistem dimana semua orang, dimana dia bisa, dia mampu, dia bisa mencalonkan diri sebagai pemimpin. “Dan disini Bobby memilih jalur pengabdian melalui politik dengan menjadi calon wali kota Medan,” terang kader PDI-P ini.

ZA Sitindaon
ZA Sitindaon

No comments

Leave your comment

In reply to Some User
Previous article: CARI UANG Prev Next article: Negeri Yang Tergadai Oleh Cukong Politik Next

Popular Posts

  • Cara Mengatasi Internet Telkomsel 'Lemot', Ikuti Langkah-langkahnya Agar Akses Internetmu Lancar
    27.Nov
  • Emak Emak Yang Terlibat Menjual Senjata Untuk Aksi Rusuh 22 Mei 2019
    28.May
  • Semrawutnya Parkir di Kawasan Pusat Pasar Medan
    04.Jan
  • Bokom, Makanan Pengantar Sejarah Aceh Singkil yang tak Lekang Digerus Zaman
    07.Sep

Categories News

  • Lowongan Kerja
  • Trending News
  • Food & Travel
  • Lifestyle & Health
  • Sport
  • Tekno & Sains
  • Entertainment
  • Ekonomi & Bisnis
  • Kisah Insipirasi
  • Budaya
  • Politik & Opini
  • Hukum & Kriminal
  • Mimbar HKBP
  • International

Follow Us

Facebook Sitindaon News Instagram Sitindaon News YouTube Sitindaon News Twitter Sitindaon News Email Berlangganan Buletin Kami

SITINDAON NEWS 1

Sitindaon News menuju Situs Web Portal Berita Online berkelas dunia melalui penyediaan jasa informasi dan berbagai produk multimedia lainnya sehingga terbangun Tugu Namangolu didalam maupun diluar negeri khususnya marga Sitindaon yang nantinya dapat menjalankan fungsi² sosial lainnya bagi masyarakat luas. Berdiri sejak 2018.

Bagikan Share
FacebookFacebook MessengerMessenger TwitterTwitter WhatsAppWhatsApp TelegramTelegram Copy LinkCopy Link