"Soal terpilih atau tidak sebagai anggota Dewan, sebenarnya tidak terlalu menjadi masalah bagi saya ya. Jika terpilih ya tentu saya syukuri dan jika tidak terpilih ya juga gak apa-apa dan tidak menjadi beban bagi saya" kata Jansen mengawali perbincangan.
Jika saya terpilih maka pasti banyak yang bisa kita perbuat terutama untuk marga Sitindaon ya. Jika perbincangan kita ini konteksnya khusus untuk Sitindaon. Karena DPR RI itu kan sebenarnya tingkatnya Nasional ya. Jadi bukan hanya marga Sitindaon saja yang bisa dibantu dan suarakan kepentingannya tapi semua orang Indonesia utamanya masyarakat di Dapil Sumut. Tapi Sitindaon karena mengalir didarah saya pasti akan selalu jadi prioritaslah. Bahkan sejak saya masih sangat muda saja belum seperti saat inilah keadaannya, di Jakarta saya selalu berusaha sedikit banyak ikut terlibat dan kontribusi ke punguan marga Sitindaon.
Jika tidak terpilih maka tujuan saya berikutnya ya kembali membesarkan firma hukum yang saya dirikan dan dunia Advokat yang beberapa waktu belakangan ini sempat vakum karena kegiatan politik, karena saat ini saja sudah banyak perkara besar yang meminta saya sebagai pengacara mereka tapi belum bisa saya penuhi", sambungnya lagi.
"Tujuan pertama saya yaitu memperkenalkan secara luas marga Sitindaon sudah tercapai, yaitu dalam setiap acara TV Nasional saya selalu perkenalkan marga saya, dan jika penulisan atau penyebutannya tidak sesuai maka langsung saya protes, dan mudah-mudahan sekarang penulisan dan penyebutan untuk marga 'Sitindaon' ini orang Indonesia sudah mulai terbiasa dan tidak salah lagi", kata Jansen.
Karena memang sering kali terjadi penulisan dan penyebutan Sitindaon sering ditulis Sitindoan atau Sitandaon atau Sitandean. Dan banyak orang menganggap bahwa Sitindaon itu adalah 'nama' bukan sebagai 'marga' dan bahkan di kalangan suku batak sendiri banyak yang tidak mengetahui kalau Sitindaon itu adalah sebuah marga.
Bincang-bincang dengan Jansen Sitindaon memang asyik, bicaranya tegas, runtut, jelas dan sangat berprinsip terhadap sesuatu hal yang menurutnya itu adalah sebuah kebenaran walaupun orang lain menganggap itu bukan kebenaran, bahkan terhadap orangtuanya sendiripun tetap dia mempertahan prinsipnya. " Biarlah waktu yang menentukan orang lain mengakui kebenaran terhadap apa yang saya anggap itu benar" tegasnya lagi.
"Kalau bicara soal keuntungan pribadi dengan membawa marga Sitindaon, ya tidak ada ya. Memang saya mendapatkan apa? Kan enggak ada. Tapi saya tentu sangat bangga sebagai keturunan marga Sitindaon, itu maka marga ini saya bawa kemana-mana dan terus saya kenalkan ke semua orang. Kalau ditanya kebanggaan saya pribadi dengan marga ini, minimal sekarang Presiden Indonesia sudah tahu ada marga Sitindaon ini. Hehehe.. Walaupun memang beberapa waktu belakangan ini tiba-tiba banyak marga Sitindaon yang tidak suka atau tidak senang dengan saya dengan alasan yang tidak masuk akal, misalnya karena perbedaan pilihan politik" kata Jansen lagi dengan ketawa dan canda. Hehe..
Dalam hal pandangan politik, " Pak SBY adalah mentor dan guru politik saya, Pak SBY dan Partai Demokratlah yang membesarkan saya hingga sampai seperti ini, tidak akan pernah saya menghianati pak SBY dan Partai Demokrat,, saya akan terus berjuang membesarkan kembali Partai Demokrat seperti dulu" katanya lagi dengan penuh semangat ketika kami menanyakan peluang Partai Demokrat dalam Pemilu mendatang.
Sangat aneh rasanya jika banyak yang marga lain, suku lain, agama lain dan didaerah lain yang mendukungnya, sementara yang satu marga, yang satu agama, yang satu daerah banyak yang membenci, menghujat dan tidak mendukungnya, itu sangat jelas terlihat dari komentar di media sosial.
Padahal sebagai minoritas, Jansen Sitindaon lah yang berani protes langsung ke Ustad Haikal Hasan ketika mempersoalkan Natal dan Kelahiran Yesus pada bulan Desember tahun lalu.
Sesungguhnya kita harus bangga dengan Jansen Sitindaon, sebagai minoritas berada ditengah-tengah mayoritas dan kita harus percaya bahwa keberadaannya disana akan membawa dampak yang lebih baik bagi kita yang minoritas ini di masa mendatang.
Kita tidak pernah bosan dengar ceritanya, bisa tahan sampai pagi.
Bicara soal kebangsaan, Jansen Sitindaon dengan istri tercinta Sabrina Br. Hutapea menunjukkan bahwa keluarga kecil ini adalah satu-satunya keluarga Indonesia sejati, nasionalis dan religius yang ditandai dengan memberi nama kepada putra pertamanya yaitu Jason Samuel Merah Putih Sitindaon, sebuah nama yang melambangkan rasa nasionalis dan religius.
Foto bersama istri dan anak Jason Samuel Merah Putih Sitindaon - Dok. Pribadi.
Demikian bincang-bincang asyik kami dengan Jansen Sitindaon yang juga punya keinginan suatu saat kelak menjadi komisioner KPK, karena dia juga sudah memiliki modal 2 tiket untuk itu, yaitu 1 tiket lulusan terbaik S1 Hukum dari Universitas Airlangga Surabaya dan 1 tiket lagi cumlaude S2 Hukum dari Universitas Indonesia Jakarta.
Sukses dan sehat selalu buat Jansen Sitindaon.
sitindaonNews.com
Reporter: Zul Abrum Sitindaon