WASPADA AGEN GANDA!!
Mau tahu cara pendukung HTI menyamar masuk dalam lingkaran kita?
Seorang agen rahasia yang menyusup dalam organisasi mafia itu diuji dengan menembak pacarnya sendiri. Jika berani, maka kesetiaannya itu terbukti. Ia akan diterima menjadi anggota mafia. Jika tidak berani, maka semua omongannya soal kesetiaan itu hanya sampah. Ia akan dibuang dari organisasi. Peragu. Penyamar.
Kasus Enzo itu adalah test case dari semua omongan panjang soal anti khilafah dan anti radikalisme dari mereka yang selama ini paling besar congornya. Tak ada gunanya omong gede selama ini jika test case yang sangat menentukan perjuangan melawan khilafah ini malah menjadi ajakan merangkul. Bullshit.
Preseden sangat buruk terjadi dengan merangkul Enzo. Pesan yang mau disampaikan kepada seisi dunia adalah wahai kalian para pendukung HTI, emak2, keluarga2 HTI silahkan ekspresikan kebencianmu pada pemerintah. Kampanyekan khilafah sekuat2nya. Jangan takut. Lihat Enzo. Tidak masalah masuk Akmil.
Inilah pesan yang bergema di jutaan keluarga besar HTI, simpatisan dan pengikutnya. Dan itu artinya tidak ada lagi rasa takut dari mereka. Kita yang selama ini musuh yang ditakuti mereka malah berangkulan jadinya. Vangkeee gak.
Siapa sih cebong yang tak kenal Eri Jeli Bandaro? EJB seorang yang punya pengaruh di lingkaran cebong. EJB juga mendukung Enzo. Saya sih tidak terkejut. Karena saya sudah tahu rekam jejaknya EJB sejak bertahun2 lalu.
Mau tahu isi pikirannya seperti apa soal HTI?
Baca ini tulisannya pada 6 Juni 2011
Mau tahu isi pikiran Erizeli Jeli Bandaro soal HTI ?
Saya kutip dari blogspot miliknya pada tahun 2011
Khilafah ?
Indonesia tidak akan merdeka bila tidak ada kesatuan dan persatuan. Sebagai pengikat maka dibuatlah falsafah negara bernama Pancasila. Terbukti Pancasila sebagai dasar proklamasi kemerdekaan Indonesia memang sakti mengusir penjajah dari bumi Indonesia.
Lantas gimana selanjutnya ? ternyata Pancasila tidak sakti untuk membuat orang berbaris dengan tertip setelah kemerdekaan. Bangsa Indonesia kembali “dijajah”dalam bentuk lain atau istilah yang dipakai oleh Soekarno Neocolonialism.
Sampai kini suka tidak suka kita masih terjajah karena sistem yang dipakai untuk membangun peradaban negeri ini di design sesuai ketentuan international yang dikenal dengan Neoliberal.
Pan Islamic berhasil mempersatukan negara yang berkomunitas islam sedunia tapi belakangan dipermalukan oleh kalahnya mesir dalam perang enam hari dengan Israel.
Kini sudah terbentuk negara bersyariat Islam seperti Pakistan, Afganistan, Iran, namun tak menemukan kedamaian karena dizolimi dengan seenaknya oleh negara yang beraqidah lain, dan tetap saja terjajah dalam bentuk lain.
Apa penyebabnya setelah kejatuhan Khilafah Islam , umat islam terus kalah dan kalah?.
Begitu mudah dipersatukan dengan segala strategi dan taktik berjuang namun akhirnya ketika bersatu tetap menjadi kalah. Inilah yang menjadi pertanyaan besar saya sejak pertama kali berkecimpung ditengah tengah masyarakat.
Ternyata jawabanya tidak perlu banyak tesis. Jawabannya ada pada ritual islam yang mewajibkan umatnya berjamaah, dengan dimpimpin oleh satu imam.
Kenapa orang mau dipimpin oleh imam ? Ya karena begitulah perintah Allah dan Rasul. Ini soal keimanan. Saya acap sholat berjamaah di mosholla yang terletak di gedung perkantoran dan di Mall.
Kadang imam sholat itu adalah cleaning service yang lengkap dengan seragamnya. Yang jadi makmun mungkin ada yang menejer, pengusaha , intelketual. Semua dengan khusu mengikuti perintah imam. Ketika ruku semua ruku dan ketika sujud semua sujud. Walau yang perintah itu adalah Cleaning service.
Kehadiran Hisbut Tahrir tak lain adalah menjawab permasalahan bagaimana mempersatukan umat islam sedunia yang utuh dan kokoh dalam syariat Islam.
Tidak ada lagi istilah Pan Islamic/ OKI mempersatukan negara yang mayoritas Islam, tak ada lagi Pancasila yang mempersatukan umat islam dengan non islam di Indonesia, tak ada lagi negara dan bangsa dibawah PBB yang mempersatukan negara didunia dengan berbagai bendera, tak ada lagi bendera partai, tak ada lagi Bank International for settlement yang mempersatukan semua bank central (termasuk bangsa dan negara yang mayoritas islam ), tak ada lagi kamu, saya dengan perbedaan mahzab. Yang ada hanya Islam. Titik.
Prinsipnya adalah Pancasila ( rukun Islam ) dan palsafahnya adalah rukun Iman. Penjabaran dalam tataran praktis ( sosekpolbud ) mengikuti apa kata Al Quran dan Hadith sebagai sumber kebenaran , kebaikan dan keadilan. Untuk menjamin terlaksana kesatuan langkah dan nafas sesuai dengan Al Quran dan hadith maka perlu adanya Imam. Imam ini disebut dengan khilafah atau kepemimpinan Islam.
Umat lain seperti Yahudi dengan paham derivative sekularnya tidak takut dengan perkembangan populasi umat islam.
Mereka tidak takut islam dipersatukan oleh paham kebangsaan, Tidak takut bila islam dipersatukan dengan sekte.
Tidak takut bila islam dipersatukan dalam sistem perbankan dan bisnis.
Mengapa ?
Karena paham kesatuan itu sudah di trap dengan sistem demokratisasi, HAM dan liberalisasi yang akan mudah hancur dimakan waktu.
Itulah mengapa gerakan Hisbut Tahrir menjadi topik utama dibahas disemua pusat riset dan inteligent negara berpaham sekular.
Termasuk oleh negara Indonesia. Apa yang ditakuti oleh umat lain seperti Yahudi dengan derivative paham sekularnya adalah bila umat islam dipersatukan oleh Al Quran dan Hadih.
Inilah ancaman bagi mereka,yang akan mereka lawan dengan kekuatan infrastruktur yang mereka miliki. Dan ini adalah ladang ibadah bagi siapa saja untuk menghadapinya dengan iman, akhlak dan ilmu pengetahuan.
Kepemimpinan /Khilafah Islam.Kita semua sepakat tentang khilafah. Kita jadikan itu sebagai ladang ibadah untuk berjuang menegakkannya.
Hanya khilafah yang bisa memastikan islam dijalankan secara kaffah. Namun yang harus dicatat bahwa perjuangan khilafah adalah pernjuangan menegakkan sistem kepemimpinan dalam tataran global. Bukan hanya lokal. Karena islam itu ya globalisasi kehidupan dalam menegakan syariat islam. Ya misi Internationalisasi bukan nasional..
Disisi lain, agama lain , paham lain juga punya misi yang sama. Seperti Yahudi dengan misi new world order era. Ini menjadikan pertarungan yang tidak mudah.
Namun kita sadar bahwa keberadaan yang lain itu tak lain adalah cara Allah untuk menguji keimanan kita. Karena kalau Allah berkehendak agar terbentuknya khilafah, tentu tidak sulit. Tinggal bilang kun fa ya kun. Ya kan.
Nah, gimana caranya berjuang menegakkan khilafah itu?
Menurut saya , harus dimulai dari semangat terbentuknya kepemimpinan lokal. Ada teman saya yang menjadi ketua RT dan sekaligus menjadi imam Masjid dilingkungannya, juga pengusaha.
Disetiap jumat dia memberikan ceramah tentang nilai nilai islam dalam kehidupan sehari hari dilingkungannya. Di perusahaan dia juga menanamkan nilai nilai islam kepada karyawan, mitra dan siapa saja yang bersinggungan dengannya.
Ada juga pengusaha tergolong sukses dan namanya anyar sekarang , dia menjadi ketua asosiasi bisnis, dan mendapatkan kesempatan sebagai penceramah didepan umum. Pada waktu itulah dia bicara tentang nilai nilai islam.
Dia teladankan bagaimana komitmennya untuk tidak mau mengambil deviden atas sahamnya diperusahaan tapi digunakan untuk pengembangan usaha dan mensejahterakan karyawan serta memberikan dukungan pembinaan usaha kecil.
Ada juga teman saya dosen ekonomi tapi menjadi mentor terbangunnya organisasi pembinaan usaha kecil. Dan banyak lagi contoh. Mereka itu secara tidak langsung telah menjadi pemimpin dilingkungannya.
Bila kepemimpinan dalam tataran lokal ini kita ibaratkan ring maka bila semua kita punya komitment untuk mendirikan khilafah islam maka akan terjadi kekuatan ring to ring.
Kenapa ? karena dasarnya sama yaitu Al Quran dan Sunnah. Tak penting dimanapun dia berada , apapun profesinya, konsepnya tetap sama yaitu AL Quran dan Hadith.
Model ring to ring ini bila dilakukan secara tertip maka akan meluas kelevel nasional dan international.. Maka saat itulah khilafah akan berdiri.
Siapakah yang akan memimpin ? tentu akan terjadi seleksi efektif lewat kepemimpinan yang sudah terbentuk dari ring to ring itu.
Siapapun terpilih tidak akan menimbulkan masalah karena eksistensi mereka sudah teruji lewat putaran waktu. Dan kesadaran bahwa pemimpin itu bukanlah rezki tapi ujian Allah bagi orang beriman.
Tugas kita sebagaimana program HTI dengan dakwah khilafahnya harus mengkampanyekan ini dalam setiap level kepemimpinan yang kita pegang.
Entah itu sebagai kepala Rumah Tangga, pemimpin daerah, pemimpin asosiasi profesi , pemimpin sosial keagamaan, pemimpin perusahaan, dan lain lain.
Keteladanan dari pemimpin disetiap level itu harus membumikan AL Quran dan hadith agar orang awam yang dipimpinnya entah itu muslim/nom muslim dapat menjadikannya panutan sebagai pencerah untuk lahirnya kebaikan,kebenaran dan keadilan.
Bila ini dilaksanakan , hanya soal waktu proses sunattullah akan terlewati dengan benar untuk lahirnya daulah islamiah sebagai rahmat bagi alam semesta.
Erizeli Bandaro at 1:26 PM
Jadi kalo saya serius keras soal ini itu bukan karena saya sok hebat. Ini saya lakukan karena hanya soal waktu saja mau seperti apa wajah NKRI ke depan. Itu artinya lehermu dan leher saya ditentukan bersatu atau putus tergantung nasib negara kita jadinya seperti apa. Khilafah atau tetap NKRI.
Dan itu ditentukan dimulai dari sekarang.
Fahamkan Panjul...
Markibong.. Eh salah.. Markirang..
Salam perjuangan penuh cinta
Birgaldo Sinaga
Sumber: https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=2314297325449733&id=1820404924838978