TRIBUN MEDAN / M FADLI TARADIFAAtek saat ditemui di kediamannya, Selasa (21/4/2020).
Kasus pencurian beras yang dilakukan Atek (40), warga Kota Medan, sempat viral di media sosial.
Himpitan ekonomi dan sulitnya mencari nafkah, membuat Atek nekat mencuri beras.
Saat ditemui Tribun Medan di kediamannya di Jalan Mawar Gg Banteng, Kelurahan Sari Rejo, Kecamatan Medan Polonia, Selasa (21/4/2020), Atek mengaku curi beras untuk menyambung hidupnya.
Atek menuturkan, awalnya ia membeli mi instan di toko sembako tersebut.
Ketika itu, ia juga telah menggeser satu karung beras ke arah luar toko.
"Sudah beberapa hari saya tidak makan nasi lantaran hanya sanggup beli mi instan.
Jadi saya geser goni beras agar bisa dibawa, dan ketika hendak dibawa ternyata ketahuan. Jadi saya diamuk massa," ujarnya.
Beruntung nyawa Atek berhasil diselamatkan pihak kepolisian pada Minggu (19/4/2020) lalu.
Ia pun menjelaskan apa alasannya hingga nekat mencuri.
Alasan itu diterima oleh masyarakat sekitar, hingga kasusnya tidak berlanjut ke ranah hukum.
Pihak kepolisian sendiri merespons cepat kejadian tersebut.
Kapolsek Medan Baru, Kompol Martuasah Tobing yang ditemui di Gedung Olah Raga, Jalan William Iskandar pada Selasa sore mengatakan, pada kasus itu pihaknya mendapat informasi pencurian. Kemudian pelaku dibawa ke polsek.
"Kami cek mau mengambil beras karena belum makan atau tidak makan selama beberapa hari. Kami juga berinisiatif karena situasi covid-19 seperti ini yang kita kedepankan sekarang ini kemanusiaan," ujarnya, Selasa (21/4/2020).
Menki begitu, lanjut Martuasah, hal itu pun tergantung keputusan korban.
"Kami bersyukur ternyata korban berkenan tidak buat laporan polisi dan berhasil dimediasi. Kemudian yang bersangkutan pulang ke rumah,” ujarnya.
“Saya juga dapat informasi bahwa kehidupan dia sangat susah. Kembali lagi bahwa kami Polri dalam situasi seperti ini kita harus betul-betul simpati dan mengutamakan kemanusiaan," ungkapnya.
Menurut Martuasah, pihaknya membantu meringankan beban Atek dengan memberikan sembako dan uang tunai.
"Tentunya harapan kami, bahwa apa yang kami berikan tidak banyak tapi bisa membantu untuk meringankan beban,” ujarnya.
“Terkait kasus kami sampaikan bahwa dalam hal penegakan hukum tidak dilihat dari satu sisi saja, akan tetapi kami lihat faktor lain, faktor sosial, hukum yang lain. Dalam situasi ini kami tidak memaksa untuk korban tidak melaporkan. Jadi, intinya kedua belah pihak sepakat utnuk berdamai dan tentunya proses penegakan hukum kami kesampingkan," katanya.
Pantauan Tribun Medan di kediaman Atek yang berada di Jalan Teratai Gang Mawar, Atek banyak mendapat bantuan pasca kejadian yang dialaminya.
Terlihat istri Atek pun berada di rumah. Sebelumnya Atek dikabarkan mengalami masalah rumah tangga, hingga istri dan ketiga anaknya menyewa rumah di kawasan Jalan Perjuangan II, Kecamatan Polonia.
Tidak hanya itu, anak sulung dari pasangan Atek dan Faridah ini terpaksa putus sekolah lantaran masalah ekonomi.
Pasca-mengalirnya bantuan dari sejumlah pihak, Atek bersama istri dan anaknya juga terlihat membagikan sumbangan yang didapatnya kepada tetangganya.
Terkait kasus kelaparan hingga nekat melakukan aksi pencurian, pihak kepolisian dalam hal ini Polsek Medan Baru, mengimbau agar masyarakat lebih peka terhadap sesama tetangga.
"Kami mengimbau masyarakat tentunya dalam situasi covid-19 seperti ini, kami Polri bersama pemerintah baik itu kecamatan, Polsek Medan Baru untuk bisa bergotong royong. Karena itulah yang utama saat ini. Bagi masyarakat yang berkelebihan diharapkan membantu yang berkesusahan," sebutnya.
Lanjut Martuasah, pihaknya mengajak masyarakat khusunya Medan Baru untuk dapat menjaga suasana keamanan dan kenyamanan selama wabah Covid-19 berlangsung.
"Karena ini persoalan di seluruh dunia, bukan hanya di Indonesia. Ini saatnya kita bersama-sama menunjukkan karakter orang Medan yang saling tolong menolong. Kita jangan terpancing isu-isu hoaks yang bisa menyesatkan Medan," pungkasnya
Sumber: tribunnews.com