Foto : ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati
Sitindaon News - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, risiko penurunan ekonomi dunia akan semakin besar jika perang perdagangan antara Amerika Serikat dengan China berlanjut, setelah pertemuan G20 di Osaka, Jepang, pada 28-29 Juni 2019.
Sri mengatakan, akibat berlanjutnya perang perdagangan kedua negara tersebut, pertumbuhan ekonomi akan mengalami perlambatan hingga 0,5 persen ke depannya. Atau, jauh di bawah perkiraan awal pertumbuhan ekomoni dunia versi IMF pada 2019 sebesar 3,5 persen.
"Disebutkan oleh pertama, Christine Lagarde (Direktur Pelaksana IMF) yang menyampaikan akibat risiko perang dagang, pertumbuhan ekonomi dunia akan menurun sebesar 0,5 persen," kata dia seperti dikutip dari siaran pers, Minggu 30 Juni 2019.
Sri mengingatkan, sejak awal tahun telah disampaikan bahwa proyeksi ekonomi 2019, akan menjadi lebih rendah, karena risiko-risiko yang sifatnya negatif telah terjadi. Dalam hal ini, risiko eskalasi ketegangan perdagangan, terutama dari Amerika Serikat dengan China, dan munculnya sikap-sikap proteksionisme.
"Dengan demikian, yang tahun ini sudah 3,5 persen dan tahun depan diharapkan bisa lebih baik mencapai 3,6 persen. Jika perang dagang ini terus berjalan, pertumbuhannya hanya akan mencapai 3,1 persen," tegasnya.
Namun, dia menjelaskan, dampak penurunan kali ini merupakan risiko besar bagi dunia, karena 0,5 persen Produk Domestik Bruto (PDB) dunia bernilai lebih besar dari satu perekonomian negara seperti negara Afrika Selatan.
"Sebesar 0,5 persen GDP (Gross Domestic Bruto atau PDB) dunia nilainya lebih besar dari satu ekonomi seperti South Africa. Jadi, risikonya ini sangat besar.” kata mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu. (asp