Giant Mart merupakan format baru minimarket Ginat yang dikenalkan pada 2017 lalu.
"Sebelumnya kami punya tiga gerai Giant Mart dan sudah tutup karena sulit bersaing. Alasan kami tutup karena kami harus fokus pada format dan transformasi bisnis," ujar Gareth Glynne, Direktur HERO di Jakarta, Jumat (29/11)
Asal tahu saja, Giant Mart diperkenalkan pertama kali pada 16 Agustus 2017 lalu dengan membuka gerai di Jakarta Barat.
Kemudian pada awal tahun 2018 perusahaan melakukan ekspansi penambahan dua gerai lainnya.
Hanya saja, pasar minimarket domestik memang sangat kompetitif.
Selain Indomaret milik PT Indomarco Prismatama yang jumlah gerainya sampai kuartal III 2019 mencapai 17.200 gerai, masih ada Alfa Mart milik PT Sumber Alfaria Trijaya, Alfamidi, dan Lawson.
"Kami ingin fokus dengan format yang ada, kami tidak mau main kesana. Jadi kami punya tiga gerai (Giant Mart) dan itu pun hanya trial, jadi kami tutup semua," lanjutnya.
Penutupan minimarket Giant merupakan "percobaan" gagal yang kesekian.
Sebelumnya, pada tahun 2015, HERO juga menutup seluruh operasional gerai convenience store Starmart miliknya.
Sebanyak 50 gerai Starmart kala itu ditutup dan sebagian besar gerainya dijual kepada PT Fajar Mitra Indah yang merupakan pemilik gerai Family Mart.
Sumber: kontan.co.id