Mulai 8 Januari Tak Ada Lagi Bagasi Gratis Lion Air, Warga: Masak Penumpang Bawa Baju Harus Bayar
Sabtu, 5 Januari 2019 12:28
ilustrasi - ANTARANEWS.COM
TRIBUNBATAM.id, BATAM – Kebijakan Lion Air yang menghapus layanan bagasi cuma-cuma 20 kg untuk penerbangan Lion Air dan 10 kg Wings Air, jadi pembicaraan hangat saat ini.
Meski aturan itu baru akan berlaku mulai 8 Januari mendatang, namun bayang-bayang harus membayar biaya lebih saat akan menggunakan jasa maskapai penerbangan sudah terlihat.
Sartini Tarihoran, seorang warga Batam yang sering menggunakan jasa penerbangan mengatakan, dengan keluarnya kebijakan itu, dinilainya sangat membebani masyarakat. Karena otomatis, biaya perjalanan pasti meningkat.
“Bayangkan kalau misalnya hitung Rp 40 kg per kilo barang. Kalau ada 20 kg, sudah Rp 800 ribu. Angka Rp 800 ribu sangat besar bagi kami. Mungkin bagi Lion Air sedikit. Saya sangat tidak setuju. Ini kebijakan yang memberatkan penumpang,” kata Sartini Tarihoran.
Sartini Tarihoran mengatakan, jika pun opsi lain menggunakan jasa kurir, juga merugikan penumpang.
“Sebab begini, barang bawaan 20 kg itu kan bawaan penumpang. Masa penumpang bawa baju diminta juga ongkosnya,” tambahnya.
Sartini Tarihoran yang pernah menggunakan jasa kurir TIKI Batam – Jakarta, harga juga tidak jauh beda.
TIKI kilat menurutnya, Rp 32 ribu per kg dengan estimasi waktu paling cepat dua hari.
Tiki Regular Rp 29,500 per kg dengan estimasi waktu 7 hari atau lebih. Atau Tiki ekonomi Rp 27.500 per kg dengan estimasi waktu sekitar dua pekan.
“Saya sudah gunakan juga jasa kurir kantor Pos. Beberapa hari lalu saya kirim dari Batam-Jakarta Selatan 5 kg dengan harga Rp 167 500. Artinya per kg sekitar Rp 33 ribu sampainya 4-7 hari. Trus saya pernah pakai juga jasa pos ekspres per kg Rp 36 ribu. Jadi hanya beda-beda tipis saja. Ini sangat memberatkan konsumen menurut saya,” kata wanita salah satu pelaku usaha di Batam mini.
Hal yang sama juga dialami oleh Azmi salah satu pelaku usaha di Batam. Azmi yang sering menggunakan jasa Lion Air sangat terkejut adanya kebijakan baru Lion. Azmi berharap, sebelum Lion mengeluarkan kebijakan itu, harusnya koordinasi dengan Badan Pusat Statistik (BPS) Pusat.
“Tanya, apakah ekonomi kita sudah membaik atau bagaimana? Jangan karena perseroan terbatas lalu terkesan suka-suka menaikan harga tanpa mempedulikan aturan yang ada,” ujarnya.
Sebenarnya, kata Azmi, Lion Air seharusnya memperbaiki dulu kinerjanya dari pada buru-buru mengeluarkan kebijakan yang terkesan mencekik penumpang. “Delay kan masih terjadi itu. Jadi perbaiki dulu yah pelayanan.
Kalau sudah kek di eropa sana pelayanan, duit pun gak segan keluar. Tapi kalau masih begitu, ya, kita kembalikan ke pemerintah,” tambahnya.
Sebelumnya, Anggota DPRD Batam Udin P Sihaloho menilai, Lioan Air terburu-buru mengelaurkan kebijakan itu di tengah kesulitan ekonomi global.
Bahkan kata dia, Lioan Air terkesan memaksa kehendak hanya karena menghidupkan Lion Parcel yang menangani paket pengiriman.
“Tapi persoalannya kan memebebani konsumen,’’ katanya. (leo)