fbpx

IMG 20190319 132505

 

Menjadi orang kaya dan sukses bukanlah hal yang mudah diraih. Terlahir dari keluarga yang mapan, belum tentu menjamin kamu bakalan sukses. Begitupun sebaliknya, walaupun kamu terlahir dari keluarga miskin, gak menutup kemungkinan untuk menjadi orang sukses dan kaya nantinya. Banyak kok kisah sukses sosok yang dulunya bukan siapa-siapa, tapi kini jadi miliarder.

 

Di Indonesia sendiri kalian pasti sudah kenal dengan yang namanya Bob Sadino. Salah satu tokoh yang menginspirasi masyarakat Indonesia ini sempat menjadi kuli hingga berdagang telur ayam. Namun, berkat ketekunan, ia pun berhasil sukses mendirikan beberapa kerajaan bisnis yang masih bertahan hingga kini.

Ada juga Susi Pudjiastuti, Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia yang cuman lulusan SMP. Tapi, berkat kegigihannya dalam berdagang, ia berhasil mendirikan sejumlah bisnis, salah satunya bisnis penerbangan Susi Air.

Tapi kali ini, kita mau mengulas tentang kisah sukses seorang gelandangan yang berhasil menjadi pengusaha dengan harta kekayaan mencapai Rp 36 triliunan. Siapa dia? Yuk kita simak kisahnya.

 

John Paul DeJoria mantan gelandangan yang sukses

John Paul DeJoria merupakan salah satu sosok pengusaha sukses yang menginspirasi di Amerika Serikat. Kekayaannya kini mencapai US$ 2,6 miliar atau sekitar Rp 36 triliunan.

Sebelum menjadi pengusaha sukses, DeJoria merupakan seorang gelandangan. Pada usia 19 tahun dia harus rela pergi dari rumah, mencari pekerjaan sana-sini. Di usia 20 tahun, dia telah mengalami pernikahan dan juga perceraian.

Pekerjaan yang dilakoninya saat itu jauh dari kisah sukses dirinya kini. Ya, ia mengerjakan hampir semuanya, mulai dari sales, hingga pemulung botol bekas. Saat itu DeJoria tidak hidup sendirian, karena ia harus menanggung seorang anak dari hasil pernikahannya. Saking tidak adanya uang, DeJoria sempat beberapa tahun menjadi gelandangan dan tidur di mobil.

Untuk makan saja, ia harus rela meminta-minta di sebuah restoran. Beruntung banyak teman yang merasa iba dan menawarkan pekerjaan untuknya. Tanpa pikir panjang ia pun langsung mengiyakan tawaran tersebut.

 

Bekerja tidak tetap, dari satu tempat ke tempat lain ia lakoni demi memenuhi kebutuhan anaknya. Meski sudah mendapatkan pekerjaan, tetap saja gak mampu untuk membeli rumah dan memilih hidup sebagai tunawisma. Salah satu pekerjaan yang paling lama ia lakoni adalah sales shampo yang harus mengunjungi dari satu rumah ke rumah lain untuk menawarkan produknya.

Ingin terlepas dari kehidupan yang serba kekurangan, DeJoria akhirnya memberanikan diri untuk membuka sebuah usaha sendiri. Berkat pengalaman berdagang dan pengetahuannya di dunia penataan rambut, DeJoria beserta temannya Paul Mitchell mendirikan bisnis kecil-kecilan salon dan produk perawatan rambut. Bermodalkan uang pinjaman senilai US$ 700, usaha itu pun diberi nama John Paul Mitchell System di tahun 1980.

Dari gelandangan, menjadi pemilik produk perawatan rambut terkemuka  

kisah sukses

Sejak didirikan tahun 1980, perusahaan Paul Mitchell mengalami perkembangan yang sangat pesat. Mereka menjual berbagai macam produk perawatan rambut seperti shampo, cat rambut, juga membuka beberapa salon.

Dilihat dari situs resminya di Paul Mitchell, perusahaan ini memiliki terobosan positif di dunia kecantikan saat itu. Paul Mitchell merupakan salah satu produk perawatan rambut yang ramah terhadap hewan. Artinya, mereka tidak menggunakan binatang apapun sebagai kelinci percobaan produk-produk mereka.

Paul Mitchell pun kini sudah menjadi salah satu perusahaan terkemuka di dunia dengan lebih dari 100 produk perawatan rambut dan telah tersebar di 81 negara. DIkutip dari Forbes, total pemasukan dari bisnis ini mencapai US$ 1 miliar di tahun 2017 atau sekitar Rp 14 triliunan. Mungkin saat ini jumlah pendapatan tersebut sudah bertambah seiring dengan berkembangnya bisnis DeJoria.

Ekspansi ke bisnis minuman

kisah sukses

Kurang puas dengan bisnis perawatan rambut, DeJoria mengembangkan sayap bisnisnya ke bisnis tequila. Ini yang lantas membuat kisah sukses DeJoria kian inspiratif. Pada tahun 1989, ia bersama seorang temannya Martin Crowley membeli sebuah pabrik penyulingan di Meksiko, yang kemudian disulap menjadi Patron Spirits Company.

DeJoria menjamin bisnisnya ini mampu menghasilkan tequila berkualitas tinggi karena melewati beberapa tahapan penyaringan. Produksi pertamanya, ia menjual sebanyak 12.000 botol dan dijual dengan harga US$ 37, harga yang mahal saat itu karena rata-rata tequila dijual dengan harga US$ 5. Maklum saja, Patron tequila merupakan salah satu produk yang premium bagi kalangan kelas atas saat itu.

 

Sama dengan bisnis Paul Mithcell, Patron juga mengalami kesuksesan yang luar biasa. Dikutip dari Fundable, pada tahun 2011 mereka mampu menjual lebih dari 2 juta botol dengan total pendapatan mencapai US$ 250 juta atau Rp 3,5 triliunan.

Mendirikan sekolah perawatan rambut

kisah sukses

Kisah sukses De Joria tak hanya sampai di situ. Tak ingin melihat generasi penerusnya mengalami hal yang sama dengan dirinya dulu, DeJoria mendirikan sebuah sekolah yang diberi nama Paul Mitchell School.

Berangkat dari perusahaan perawatan rambut, Paul Mitchell School ini juga mengajarkan para murid untuk menjadi ahli dan penata rambut profesional. Anak-anak yang tidak mampu akan mendapatkan beasiswa penuh dan bantuan santunan keuangan sebagai biaya hidup.

Tercatat setiap tahunnya mereka menerima 10.000 siswa. Kalau lulus, sudah pasti para siswa akan menyandang predikat sebagai jebolan sekolah perawatan rambut terbaik di dunia. Jadi, untuk mencari pekerjaan di bidang ini bukanlah hal yang sulit lagi bagi mereka.

Meskipun tajir, tak lupa beramal

DeJoria selalu mengingat-ingat betul dari mana ia berasal. Pernah tinggal di jalanan, ditolak kerja berkali-kali, dan hidup serba kesulitan memberikannya pelajaran hidup yang berarti. Seolah tak mau hal yang menimpanya terjadi pada orang-orang, ia pun mendirikan badan amal yang diberi nama Peace Love Happiness Foundation.

Salah satu kegiatan amal yang pernah ia lakukan adalah menggalang dana bantuan untuk korban tsunami Asia, termasuk Indonesia. Caranya, dikutip dari behindthechair, ia berjanji bakal memotong rambut panjang ikoniknya apabila terkumpul dana sebesar US$ 10 ribu. Namun, nyatanya dana yang dikumpulkan dari masyarakat melebihi ekspektasi, yakni tembus US$ 50.000 atau Rp 7,1 miliar jika dikonversi dengan kurs saat ini.  

Itu tadi kisah sukses dan inspiratif dari seorang gelandangan yang menjelma sebagai pengusaha kaya raya bernama John Paul DeJoria. Dari kisahnya ini, banyak nilai-nilai kehidupan yang dapat kita petik, di antaranya janganlah mudah menyerah terhadap keadaan. Bagaimanapun juga masa depan tidak ada yang tahu, kamu hanya perlu bekerja keras untuk mengubahnya menjadi lebih baik.

Kisah sukses yang satu ini juga mengajarkan kita untuk tidak lupa saling berbagi. Meskipun kamu orang kaya dan memiliki harta yang banyak, jangan lupa untuk saling menolong sesama. Karena siapa tahu ke depannya justru kita yang berada di posisi terendah. (Editor: Ruben Setiawan)

Sumber: moneysmart.id


Add comment


Security code
Refresh