Pesta demokrasi di Indonesia akan diselenggarakan tgl 17 April 2019 mendatang, sudah banyak Tim Sukses (TS) dari para calon legislatif yang berusaha mendekati rakyat baik secara kekeluargaan, pertemanan dan melalui komunitas-komunitas kemasyarakatan.
Pengalaman penulis sendiri, beberapa hari yg lalu, pada saat komunitas masyarakat di lingkungan sedang mengadakan acara rutin bulanan, pimpinan atau ketua komunitas tsb menyampaikam bahwa ada caleg DPR RI dengan daerah pemilihan di lingkungan kami, meminta agar keluarga anggota komunitas ini memilih ybs. dan sang caleg akan memberikan dana Rp.1jt untuk komunitas, sang ketua bertanya apakah permintaan caleg tsb dapat kita terima?
Menyedihkan sekali jawaban dan respon dari anggota, baik kaum bapak maupun kaum ibu, mayoritas meminta dana tsb agar ditambah lagi. Ngeri saya membayangkan, bukan hanya para caleg saja, masyarakat sendiri juga memberikan ruang jual-beli suara.
Suara rakyat suara tuhan, ketika suara rakyat sudah di perjual-belikan maka disanalah telah terjadi transaksi jual-beli suara tuhan, maka jadi apa nanti negeri ini.
Salute dengan Jansen Sitindaon, caleg duafa asal Sidikalang, melawan jual-beli suara dengan siram pake 10 tanki air supaya basah kuyup semua pemilih materialis.
Berikut cuplikan Twieet Jansen Sitindaon "Siram di ujung"