SitindaonNews.Com | Perang Rusia- Ukraina sebenarnya terjadi adalah karena Ukraina yang tidak menghormati Perjanjian Minsk tahun 2014 dan 2015, dimana dalam perjanjian tersebut sudah ada kesepakatan antara Rusia dan Ukraina untuk memberikan status ekonomi khusus kepada wilayah Luhansk dan Donetsk.
Presiden Ukraina tidak mau melaksanakan perjanjian tersebut dengan alasannya DPR belum membuat UU nya, sementara pemerintahnya sendiri tidak pernah mengajukan UU ekonomi khusus tersebut ke DPR nya.
Akibatnya, rakyat yang ada di Luhansk dan Donetsk berontak untuk memerdekakan diri. Pemberontakan tersebut dihadapi oleh militer Ukraina dengan keras.
Rusia tidak mau turut campur atas apa yang terjadi antara Ukraina dengan para pemberontak Luhanks dan Donetsk dan menganggap itu adalah urusan dalam negeri Ukraina sendiri.
Justru Eropa dan AS membantu persenjataan militer Ukraina untuk menghabisi pemberontak atau kelompok separatis Luhansk dan Donetsk.
Melihat Eropa dan AS yang membantu militer Ukraina, maka kelompok pemberontakpun meminta bantuan Rusia. Untuk itu Rusia meminta atau menuntut agar Ukraina patuh pada perjanjian Minsk tahun 2014 dan 2015 tentang kawasan ekonomi khusus wilayah Luhansk dan Donetsk, tetapi presiden Ukraina ngeyel dan presiden Ukraina yang pelawak itu justru mentertawakan Rusia.
Presiden Rusia, Putin menganggap sikap presiden Ukraina yang pelawak tersebut sebagai bentuk mengajak berantam. Putin pun mengambil keputusan untuk menghabisi presiden Ukraina dan tidak bermaksud Ukraina menjadi koloni Rusia.
Setelah presiden Ukraina dihabisi atau jatuh, maka selanjutnya kembali diserahkan kepada rakyat Ukraina sendiri untuk memilih presiden baru.
*Z.A. Sitindaon*