Jansen menambahkan lagi,  kalau perlu semua kebun yang ada sekarang agar di cek ulang,  apakah kebun tersebut berasal dari titik api atau bukan,  jika berasal dari titik api agar ijin kebun tersebut dicabut. 

Untuk transparansi dan pengawasan publik,  Jansen juga minta BNPB share ke publik peta semua titik api kebakaran tersebut,  supaya semua orang bisa mengawasinya. 

Berikut ini twiter Jansen Sitindaon yang ditujukan kepada Kementerian LHK dan Presiden Jokowi:

hutan terbakar

Kpd @KementerianLHK:   barusan  ada  masukan  bagus

"Tolong dibuat aturan bahwa lahan yg terbakar tidak bisa dimanfaatkan selama 10 thn sejak kebakaran. Yg ketahuan menggunakannya jd kebun di penjara. Sehingga yg berniat membuka lahan dgn cara membakar akan berpikir."

Cc: pak @jokowi

"Jika hutan yg terbakar itu kemudian hari jd kebun swasta, izinnya jgn keluarkan. Kalau perlu, semua kebun yg ada skrg dicek ulang. Dulunya itu titik api apa bukan? Kalau titik api cabut saja.

Tolong BNPB share ke publik peta semua titik api dikebakaran hari ini, biar kami awasi!",  twit @jansen_jsp  https://t.co/HPxzM9bU6u

Salah satu dari netizen @zulhendribasri2 memberikan komentar bahwa mereka yang memanfaatkan lahan kebakaran tsb berarti merekalah pelaku pembakaran dan harus diproses hukum. 

"MANUSIA JADI KORBAN ...

ORANG HUTAN JADI KORBAN ...

HARIMAU JADI KORBAN ...

HEWAN LAINNYA JADI KORBAN ...

SIAPA YANG MENANAM DAN MENGELOLA LAHAN SESUDAH KEBAKARAN ...

MEREKALAH PELAKUNYA BANG @jansen_jsp

HARUS DI PROSES HUKUM ... "   https://t.co/wW83MMXmqB