Sentimen anti polisi juga kerap kali disuarakan oleh kelompok anti kemapanan, anti pemerintahan, organisasi kriminal, aktivis dan penggiat HAM dengan menempatkan kekerasan sebagai fatsun baku aparat bersenjata yang berwenang - dan kelompok sipil selaku pihak tidak berwenang yang selalu diposisikan sebagai korban. Polisi juga lebih sering dituduh mewakili penguasa ketimbang mewakili entitas negara.

Dalam suatu aksi massa, bahkan perlawanan fisik sengaja diciptakan agar berujung rusuh demi terbelahnya opini masyarakat. Tuduhan represif pasti dialamatkan kepada aparat keamanan - tanpa menimbang kekerasan sebaliknya. Bagaimanapun harus kita sadari, bahwa polisi adalah manusia biasa dengan segala karakter dasar kemanusiaannya. Ketika sedang "berseragam", ia hanya dibedakan dalam tugas dan wewenang, namun ketika tidak bertugas, polisi adalah masyarakat biasa seperti kita pada umumnya.

Berbagai kerusuhan terjadi, hanya melukai lebih banyak orang demi segelintir kepentingan dan beberapa pernyataan yang ingin disuarakan. Aksi kriminal itu sengaja diciptakan demi terbentuknya stigma: penguasa menggunakan aparat untuk melindungi kedzalimannya.

Sangatlah benar apa yang dikatakan alm. Hoegeng: "hanya orang berjiwa penjahat yang tidak suka terhadap polisi" - karena polisi sejatinya pelindung kita dari aksi kejahatan. Hanya mereka yang berniat jahatlah yang membenci para pelindung kita. Sesederhana itu.
.
☕☕☕☕☕
.
.
Islah Bahrawi

Sumber: https://www.facebook.com/803774136380640/posts/2667123226712379/