fbpx

0
0
0
s2sdefault

FB IMG 1683552991659

IDI JADI DURI BUAT IBU PERTIWI.

Beberapa waktu yll saya menulis ttg bagaimana bagusnya berobat ke negeri Jiran, khususnya Penang karena saya ada 6-7 kasus keluarga yg di selesaikan disana.

Pak Jokowi menyampaikan ada devisa melayang 163 triliun per tahun karena warga Indonesia berobat ke luar negeri.

Hari ini saya dikirimi foto Ikatan Dokter Indonesia demo, seperti gak mau kalah dgn buruh yg selalu ribut soal upah, lha IDI justru banyak masalahnya di tubuh IDI sendiri.

Demonya menolak RUU ombuslaw. Apa yg salah dgn RUU itu, kenapa IDI resinten dan arogan. Apa karena status organisasi ini profesional dan independen. Terus negara gak boleh ikut memberi masukan utk kebaikan. Hebat kali kalian. Mau buat kerajaan dalam negara.

FB IMG 1683553005388

Organisasi dokter Indonesia yg berdiri sejak 24 Oktober 1950 ini sebenarnya punya visi misi yg harusnya sudah tercapai. Karena organisasi ini sudah berusia 72 tahun, sudah kakek-kakek. Tapi kelakuannya merengek-rengek.

Ada 4 poin penting visi misi IDI.
1. Menjadikan IDI sebagai organisasi yg mandiri dan independen.
2. Solid dan berwibawa.
3. Kesejahteraan dokter dan profesional.
4. Menjadikan masyarakat sehat.

Poin 1, mungkin sudah tercapai, tergantung persepsinya.

Poin 2, Solid mungkin iya, berwibawa kayaknya nggak juga.

Poin 3, kesejahteraan dokter yg di perkotaan mungkin iya, karena banyak praktek dan berhubungan dgn pabrik farmasi. Jadi pemasar obat melalui resep.

Poin 4, kayaknya belum deh. Lha buktinya rakyat Indonesia masih 2 jutaan yg berobat keluar negeri.

Pasca saya menulis ttg berobat ke Penang banyak DM saya terima. Isinya malah nanya dr di Penang, sampai terakhir isunya mahasiswa kedokteran yg ngambil spesialis yg di ajak audiensi Kemenkes diancam IDI. Kalau memenuhi undangan Kemenkes diancam tak lulus.

Puncak nya demo itu kali.

Sampai sekarang yg lucu dan konyol kan sudah lama kita tau, bahwa dr tamatan luar gak diakui IDI. Dr. Gunawan yg praktek di RS Singapura, dia orang Indonesia, perawatnya orang Indonesia, adminnya orang Indonesia, yg berobat orang Indonesia. RS nya di Singapura. Kekonyolan ini hanya karena IDI tak mengakui ybs.

Iki jar pie Dul. Saya orang Indonesia yg bukan dr bukan dukun saja malu dengarnya. Saya kok jadi suuzhon jangan-jangan IDI ini perwakilan RS dari luar negeri yg sengaja membuat orang Indonesia sulit berobat dan tak sembuh di Indonesia agar terbang ke RS Jiran.

Terus konon ngambil dr spesialis di dalam negeri susahnya ampun, ada kesan di persulit, mahal, sampai banyak dr yg stress karena harus melayani permintaan macam-macam dari dr seniornya. Dari mulai karaoke, spa, sampai maaf minta di Carikan PSK. Padahal Indonesia masih kekurangan dr spesialis menurut kemenkes sebanyak 30.000 dr. Yg ada skrg baru 43.000 dari jumlah dr yg baru 124.000 di Indonesia.

Artinya rasio dr spesialis harusnya 60% dari total dr. Skrg baru mencapai 35%, terus ini kapan dicapainya kalau kelakuan seniornya bocor semua. Belum lagi ketimpangan penyebaran dr pada wilayah Indonesia. Di pulau Jawa rata-rata 1: 2.000 atau 1 dr untuk 2.000 orang. Atau 0,05%.

FB IMG 1683552995964

Rata-rata nasional 1 dr utk 2.200 orang. Tapi di Papua 1 dr utk 4.200 orang. Sementara di DKI 1 dr utk 400 orang. Saya pernah dengar di Jakarta 1 puskesman dgn 4 dr. Di Papua 1dr utk 4 puskesmas. Jadi kalau ada yg kritis pada satu puskesmas, saat dr nya sampai yg sakit sudah mati duluan.

FB IMG 1683553000446

Standar who 1 dr utk 1.000 orang, di negara maju saat ini sudah ada yg 3:1.000 malah ada yg menuju 5:1.000.

Rasio dr di Asean
1. Singapura 1,61%
2. Malaysia 1,54%
3. Timor Leste 0,77%
4. Myanmar ,0,74%
5. Philipina 0,60%
6. Indonesia 0,47%

Ini fakta ya yg mulia dr Indonesia. Ini harusnya PR kalian. Jangan kalian mengejar kesejahteraan, rakyat nya penyakitan.

Kesimpulannya IDI jgn dikasi hati. Negara ini butuh dr yg punya hati, bukan dr yg tinggi hati. Merasa menjadi masyarakat kelas utama, padahal ya kalau kaya duitnya dari orang sakit juga.

Pemerintah harus segera bertindak tegas, buat pilot project, mudahkan mahasiswa yg mau kuliah kedokteran, kalau perlu di gratiskan. Karena saat ini universitas kedokteran adalah universitas Borjuis, mahal, anak orang miskin pasti sampai batas kepingin saja utk jadi dokter.

Waktunya mendesak, pemerintahan Jokowi habis sebentar lagi. Ganjar harus siap menghajar organisasi apa saja yg kurang ajar.

DIDALAM TUBUH YG SEHAT, TERDAPAT PIKIRAN YG SEHAT. TAPI KALAU DOKTERNYA SESAT, RAKYAT DAN NEGARANYA SEKARAT.

Iyyas subiyakto

Sumber: https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid05yu7NGSFdRuUeJFEqB7PvRdfAGNzCDqrCXDkePgADmuztvJQvWj18jKrztFbafjLl&id=803774136380640&mibextid=Nif5oz


0
0
0
s2sdefault

Add comment


Security code
Refresh