Search
- Details
- Category: Politik & Opini
- ZA Sitindaon By
- Hits: 671
KALAU MEREKA TIDAK KELUAR, MEREKA BISA TIDAK MAKAN BENERAN...
KALAU MEREKA TIDAK KELUAR, MEREKA BISA TIDAK MAKAN BENERAN...
Banyak sahabat netijen yg geram, dan ada juga yg panik, karena kerumunan massa (pedagang & pembeli) masih tampak di pasar-pasar
"Lantas apa artinya PSBB?"
Kurang lebih itulah pertanyaan yg mengemuka
----------------------
Saya coba mengajak melihatnya dari sisi lain..
Saudara-2 kita itu yg masih datang ke pasar, mereka itu ke sana BUKAN untuk piknik, rekreasi atau jalan-jalan...
Mereka itu TERPAKSA...., karena kalau lah masih ada PILIHAN LAIN, 100% pasti mereka lebih suka utk tinggal di rumah saja
Mereka ini tidak seberuntung saya, atau para netijen pekerja kantoran, yg perusahaannya masih mampu memberikan gaji, saat kita diminta kerja di rumah saja, WFH (working from home)
Mereka juga tidak seberuntung netijen yg pengusaha atau wiraswastawan, yg meskipun aktifitas usahanya nyaris sedang berhenti, tapi masih punya cukup tabungan untuk menanggung kebutuhan harian keluarga
------------------------
Saudara-2 kita yg ada di foto di atas, mereka adalah para pekerja informal, yg kalau tidak keluar rumah utk cari uang, maka hari itu mereka bisa tidak makan betulan...
Pasar adalah tempat berkumpulnya para pekerja informal: pedagang, reseller, kuli panggul, tukang ojeg, tukang parkir, penjual makanan/minuman ringan, dsb.
Dan coba saja mereka disurvey, dgn tetap datang ke pasar saja penghasilan mereka sudah jauh berkurang...
Apalagi kalau betulan di lockdown di rumah.... Mau makan apa?
------------------------
Mungkin ini saatnya kita bertoleransi dalam segala keterbatasan
Kerumunan massa yg tujuannya utk kuliner atau jalan-jalan atau rekreasi, sepakat untuk KITA LARANG. Tindak tegas bila perlu....
Tapi mari kita DOAKAN saja para saudara-2 kita yg terpaksa masih harus full di luar rumah, semoga Allah SWT menganugerahi mereka immune tubuh yg ekstra,
karena sejatinya mereka sedang berjihad demi menafkahi keluarganya
Sementara KITA, yg beruntung masih diberi kelonggaran utk WFH di rumah, anggaplah ini sebagai sebuah KEMEWAHAN, karena faktanya tidak semua orang bisa seperti kita...
Tunaikan kemewahan ini sebagai sebuah amanah.
Jika ada 30-40% penduduk Jakarta yg mampu WFH, artinya 30-40% rantai penularan Covid-19 telah kita patahkan...
SEMOGA ALLAH SWT SELALU MELINDUNGI NEGRI INI
....
.
.
.
Thomy Setiawan
Copas: https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=3125925627498801&id=803774136380640