Jika Pak Prabowo dan Mas Sandi tak terpilih, mereka pun memiliki kehidupan yg indah dan bahagia.

Pak Prabowo, semoga bisa rujuk dgn mb Titiek, berkumpul bahagia dgn keluarganya. Pergi ke sana ke mari mendukung prestasi putranya. Melanjutkan hobby berkuda dan bertani dgn orang2 sekitar rumahnya.

Mas Sandi juga tetap dengan kehidupannya yg bahagia. Bersama istri cantiknya, anak2nya, meneruskan bisnisnya dan dia ttp menjadi pengusaha muslim yg membawa manfaat banyak utk negeri ini.

Lha aku, kamu, mereka?
Kadang sahabatmu dari kecilmu pun sdh kamu blocked, kamu ajak berantem hanya krn pilihannya berbeda.

Jangan2 kamu sdh malu datang ke reuni karena setiap reuni sebelumnya kamu rajin mendalilkan ayat2mu hanya utk mendukung satu paslon dukunganmu dan sdh kamu kafirkan temenmu.

Jangan2 kamu tak berani lagi menyapa sahabatmu karena sdh terbiasa memanggilnya cebong, kampret, iq sekolam, dll

Jangan2 saat kamu butuh pekerjaan, butuh bantuan, temanmu tak lg ingat padamu karena saling olok pasukan nasbung, dsb.

Jangan2 perseteruan kalian tak pernah usai hingga salah satu dari kalian meninggal karena perbedaan pilihan 5 th lalu menjadi dendam 5 tahun ke depan dan ke depannya terus.

Jangan2 hidupmu yg penuh dendam karena bukan kefanatikan pilihan yang entah dalilnya kamu ambil dari ayat mana sesukamu hanya untuk memenuhi nafsumu sendiri.

Jangan2 mulutmu, tanganmu sdh terbiasa menghujat dan mencela hingga memanggil manusia lain dungu pun kamu anggap ibadahmu.

Jangan2 kamu akan membesarkan anak2mu menjadi generasi hoax generasi pencela, generasi pengumpat karena dari kecil sering mendengarmu berapi2 menyebut orang lain kampret, cebong, dungu, penipu, bodoh, dll.

Pak Jokowi, Mbah Amin, Pak Prabowo dan Mas Sandi melanjutkan hidupnya dengan bakti mereka, dan hidup bahagia.

Aku, kamu, mereka????
Hidup merugi setelah sekian lama hanya sering mencari kekurangan para bapak yg hebat2 itu, menghinakan mereka, padahal mengenal mereka pun tidak. Semua berdasarkan asumsimu, katanya2 yang dipercayai sebagai kitab suci.

Astaghfirullaah. Masih mau melanjutkan semua kekonyolan yang kamu yakini itu kebenaran versimu?

Jika mereka tak terpilih, mereka tetap bahagia.
Kamu? Tetep nelangsa dengan kebencianmu.

Sahabat maafkan aku yg sudah melakukan semua ini terhadapmu
Guru maafkan kami yg sudah terbuay dng situasi saat ini, hingga lupa bertatakrama terhadapmu
Keluargaku tercinta maafkan aku, yg gara2 semua ini sampai memutuskan silaturohmi dng mu

Aku ingin semua seperti dulu lagi, dmn aku dng sahabatku saling duduk bersama bercengkrama dng penuh kehangatan tanpa batas
Aku ingin seperti dl lagi, dmn aku dng guru2 ku bisa mengaji belajar dng penuh hidmat
Aku ingin seperti dl lagi, dmn aku dan keluargaku ngumpul bersama bersilaturohmi penuh rasa kebahagiaan

Ya Alloh bersihkan hati dan jiwa kami dari rasa iri dengki dan kesombongan, persatukan kami dlam kebersamaan yg penuh keharmonisan dan kebahagiaan aamiiin...????

Sumbet: Disalin dari media sosial

Penulis: Tidak diketahui