Bedah BUKU TAROMBO Marga SITINDAON (Bagian ke Delapan) ini menceritakan paska Raja Mangambit diserang marga Situmorang, maka seluruh keturunan Raja Mangambit Sitindaon di Lontung melarikan diri, ada yang berenang menyeberang Danau Toba hingga ke Porsea dan Balige ada juga yang lari arah ke Tomok, yaitu Op. Manjabat dan Op. Barita Lobi, inilah ceritanya:
"OMPU MANJABAT"
Pada saat melarikan diri Op. Manjabat dan Op. Barita Lobi dari serangan Marga Situmorang di Lontung, sampailah mereka di Silopak-lopak, kampung hula-hula Sitindaon yaitu Sidabutar.
Melihat Op. Manjabat dan Op. Barita Lobi lari, maka Sidabutar pun jadi takut juga sehingga mereka bersama-sama lari hingga sampai arah ke Tomok.
Tinggallah mereka disitu dan membuka perkampungan baru yaitu Batu Tanggang (Tuktuk si Asu).
Dari Batu Tanggang kemudian mereka pergi ke Tolok Bolon dan membuka perkampungan baru disitu, dan dibangunlah 7 (tujuh) banjar (blok) rumah.
1. 1 banjar untuk Sidabutar.
2. 1 banjar untuk Sitindaon.
3. 1 banjar untuk Sukakah.
4. 1 banjar untuk Sahabat.
5. 1 banjar untuk Sidabalok.
6. 1 banjar untuk ?
7. 1 banjar untuk ?
Diangkatlah Sidabutar sebagai Raja di Tomok Bolon itu karena mereka sebagai hula-hula, dan Sitindaon diangkat sebagai Raja Boru Bius.
Di Tolok Bolon, Op. Manjabat menikah dengan boru Butar dari si Lopak-lopak, dan disanalah lahir anaknya (marpinompar).
Adapun anak anak Op. Manjabat adalah: A. Ginonggom dan Op. Soranglan.
Adapun Op. Barita Lobi, setelah dari Tomok, melanjutkan perjalanannya sampai ke si Duma-duma (Sipansa) dengan membawa si "Raja Deang", sebagai pertanda mereka yang bungsu (sianggian).