Bagian Kesembilan buku ini.menulis tentang Op. Soranglan dan Ama Ni Gumba, sbb.:
"OMPU SORANGLAN"
Adapun Ompu Soranglan adalah anak dari Ompu Manjabat.
Dalam buku ini tidak ada ulasan tentang Ompu Soranglan, hanya disebutkan Ompu Soranglan mempunyai tiga orang anak, yaitu:
1. A. Soranglan
2. A. Anggam
3. A. Gumba
Penulis naskah ini adalah keturunan A. Gumba, dan selanjutnya akan dituliskan tentang A. Gumba dan keturunannya, sbb:
"AMA NI GUMBA"
A. Gumba menikah dengan seorang putri dari kampung Siallagan, yaitu Br. Siallagan ( Namboru dari si Siak Bagi).
Semasa itu A. Gumba kehidupannya adalah makmur dan tinggal di Sipariama, dan semua tanah yang namanya Sipariama adalah semua tanah miliknya.
Dari Sipariama kemudian dia pindah ke Sosor Tolong, dan disinilah dia semakin makmur dan kaya. Karena kayanya, semua tanah lapangan (parjampalan) yang ada di Tomok adalah tanah tempat (parjampalan) kuda dan lembunya mencari makanan.
Sekali satu bulan dia marpangir/manguras (keramas rambut dengan jeruk purut) di tepi danau Toba diikuti oleh para pembantunya.
Melihat kekayaannya, agak merasa kecil hatilah Sidabutar, walau sebenarnya dia adalah boru dari Sidabutar ( Baona Ompu Duga Boru).
Pada suatu saat menurutnya ada perbuatan hula²nya yang tidak berkenan dihatinya, dan mereka sempat saling memaki, membuat Sidabutar sakit hati kepada A. Gumba.
Karena itu A. Gumba pun dijebak dan ditangkap lalu diasingkan dan dipasung (di beanghon).
Pada satu saat, lewatlah Raja Sisinga Mangaraja, dan diperintahkannya agar semua orang yang ditahan (dibeang) supaya dilepaskan, tapi Sidabutar tidak mau melepaskannya.
Setelah lama dia ditangkap dan diasingkan, A. Gumba pun menjadi sakit²an. Akhirnya diapun dibebaskan oleh Sidabutar.
Tetapi A. Gumba masih dendam dan sakit hati atas perlakuan Sidabutar itu, dan berkata:
"Na so tupa mate ahu, soingkon saut borumi gabe tunggane borungku" kata A. Gumba kepada hula² nya Sidabutar.
Dan kemudian dia kembali ke kampungnya Sosor Tolong dalam keadaan sakit²an dan kurus..
Tidak berapa lama A. Gumba pun meninggal, dan pada saat bersamaan terdengarlah suara tangisan dari Tomok Bolon karena boru ni O. Duga Sidabutar tiba² meninggal tanpa sakit sebelumnya.
Setelah A. Gumba meninggal, semua hartanya termasuk ternaknya diambil oleh Sidabutar.
A. Gumba meninggalkan beberapa orang anak yang masih kecil², dan yang bertahan hidup adalah A. Toga Ompu, sedangkan adik²nya yang lain semua meninggal.