Search
- Details
- Category: Ekonomi & Bisnis
- By ZA Sitindaon
- Hits: 585
Kantor Pusat Asuransi Jiwasraya. TEMPO/Tony Hartawan
SitindaonNews.Com | Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang anjlok beberapa waktu terakhir menjadi sorotan. Sekretaris Asosiasi Manajer Investasi Indonesia Afifa mengatakan, bahwa anjloknya IHSG di dalam negeri itu bukan hanya disebabkan oleh virus corona (Covid-19), tetapi kasus Jiwasraya masih menjadi sentimen tersendiri yang membuat laju IHSG tertekan.
"Di Asia ada tiga negara yang kena dampak corona lebih parah dari kita, ada Cina, Hong Kong, dan Singapura. Tapi kalau kita lihat kinerja indeksnya, IHSG turun sangat dalam sejak awal tahun dibandingkan tiga indeks itu," kata Afifa saat FGD Penyelesaian Kasus Jiwasraya Terhadap Kinerja Keuangan dan Kepercayaan Investor, di bilangan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis 12 Maret 2020.
Tercatat sejak awal tahun hingga Rabu 11 Maret 2020 secara year-to-date, IHSG sudah terkoreksi 18,18 persen. Adapun indeks Shanghai Composite Index milik Cina secara year-to-date mengalami koreksi 2,68 persen.
Padahal menurut Afifa, Cina masih belum sepenuhnya pulih dari virus corona. Lalu untuk indeks Hang Seng Index milik Hong Kong juga tercata secara year-to-date mengalami koreksi 10,49 persen dan Strait Times Index milik Singapura tercatat terkoreksi 13,62 persen secara year-to-date. Penurunan dua indeks tersebut tak sedalam milik Indonesia. "Dengan kata lain, kasus Jiwasraya masih menimbulkan sentimen negatif ke IHSG melebihi penyebaran covid-19," ujar Afifa.
Afifa menuturkan, sejak kasus Jiwasraya menjadi konsumsi publik pada November tahun lalu, investor beramai-ramai melakukan perpindahan aset dari saham ke obligasi. Sebab menurutnya, instrumen obligasi saat ini dianggap memiliki risiko yang lebih kecil dibandingkan saham dan reksa dana.
Hal tersebut membuat rata-rata volume perdagangan harian IHSG turun 30 persen per Februari 2020 sejak bulan November 2019. Afifa juga mencatat, rata-rata volume perdagangan harian Surat Utang Negara (SUN) naik 53 persen sejak November 2019.
Sementara untuk kinerja reksa dana, total unit penyertaan reksa dana tercatat turun 3,4 persen per Februari 2020 sejak November 2019. Rinciannya, total unit penyertaan reksa dana saham turun 7 persen dan total unit penyertaan reksa dana obligasi naik 1 persen sejak November 2019.
Apabila hal ini terjadi berkepanjangan, Afifa mengkhawatirkan hal ini dapat mengganggu kesehatan keuangan dari perusahaan asuransi itu sendiri. "Jadi kasus Jiwasraya membuat kinerja pasar saham menjadi turun dan investor institusi jadi menarik diri karena tidak ada appetite dari pasar," ucap Afifa.
Sumber: tempo.co
- Details
- Category: Ekonomi & Bisnis
- By ZA Sitindaon
- Hits: 1210
Alpukat Markus Aligator, apukat raksasa seberat 2 kg lebih per buah kini dikembangkan Iskandar, warga Desa Pojok, Kecamatan Garum
SitindaonNews.Com | Di Blitar, Jawa Timur, terdapat budi daya alpukat dengan berat mencapai 2 kilogram.
Namanya alpukat Markus Aligator.
Kata pemiliknya, Muhammad Iskandar, nama itu tak ada arti khusus.
Dinamakan demikian, karena alpukat itu hasil stekkan sendiri, yaitu bibit dari Thailand dengan alpukat lokal (Blitar).
"Bibitnya pemberian teman ayah, yang pulang dari Thailand. Kemudian saya stek sendiri dengan alpukat lokal. Hasilnya, mengejutkan seperti ini," ujar Iskandar, warga Desa Pojok, Kecamatan Garum, Blitar, ditemui di kebunya, Rabu (11/3/2020).
Jika dibandingkan dengan alpukat lokal, ukuran alpukat Aligator jauh berbeda. Bisa sampai tiga kali lebih besar, karena rata-rata beratnya 2,2 kg per buah.
Malah, orang-orang menyebutnya alpukat raksasa karena besarnya sama dengan kepala bayi.
Pria berusia 34 tahun ini punya 60 pohon, yang sudah berbuah berkali-kali dan buahnya sudah dijual.
Ada 5.000 pohon berumur 2 tahun dan tahun depan diperkirakan sudah berbuah.
Untuk mencari rumah Iskandar, tak sulit. Semua orang mengenalnya karena ia dikenal sebagai petani alpukat yang sangat sukses.
"Banyak tamu, terutama musik alpukat seperti bulan ini. Rata-rata orang dari luar kota untuk beli bibit," paparnya.
Meski masih terbilang muda, Iskandar bukan lah petani alpukat yang baru mencoba.
Ia mengaku sejak usia 9 tahun, sudah diajari bertani alpukat oleh ayahnya.
Namun, yang membedakan dengan ayahnya, ia menekuni budi daya alpukat dengan cara menyetek sendiri.
Panen perdana
Iskandar mengatakan, panen perdana alpukat baru terjadi tahun 2019.
Dari hasil panen itu ia bisa membeli lahan untuk memperluas lahan alpukatnya.
Tak hanya itu, yang membanggakannya, dirinya bisa mendaftar haji bersama istrinya dan beli mobil Honda Jazz.
Iskandar mengatakan, alpukatnya itu banyak yang menyukai.
Selain buahnya besar, pohonnya tak tinggi, tapi berbuah lebat sehingga batangnya banyak.
"Dari cabang-cabang itu, kami terus menyeteknya, dan terus mempertahankan kualitasnya, terutama buahnya agar tetap besar," ungkapnya.
Bahkan, saking besar buahnya, ia harus banyak menguranginya.
Tujuannya, agar batangnya tak sampai patah karena tak kuat menahan beratnya buah. Sebab, satu pohon saja bisa berbuah sampai 200 biji.
Namun, sebelum buah itu besar, harus dikurangi separuh atau tinggal 80 sampai 100 buah per pohon.
"Kami harus rutin menghitungnya di saat buah itu masih kentel. Jika tak dikurangi, ya nggak kuat batangnya, karena satu batang saja bisa berbuah 8 sampai 10," paparnya.
Memang, masa panennya agak lebih lama. Untuk alpukat lokal, masa panennya hanya tiga bulan.
Sedangkan untuk alpukat Aligator ini sampai tujuh bulan atau lebih lama empat bulan.
"Menunggu sedikit lebih lama, namun hasilnya memuaskan. Sebab, buah yang paling kecil saja beratnya 1,8 kg dan yang terbesar berkisar 2,2 kg atau sebesar kepala bayi. Jadi, mau makan kita itu cukup makan satu buah saja, bisa tak habis," ujarnya.
Tak hanya besar, buahnya juga tahan lama atau tak mudah busuk dibandingkan alpukat lainnya yang hanya bertahan sepekan.
Alpukat Aligator ini bisa bertahan sampai tiga pekan.
Rasa alpukat ini tak hanya pulen, tapi juga legit. Meski terlihat besar, kulitnya ternyata tipis sehingga dagingnya tebal.
"Kalau sudah merasakan, pasti ketagihan karena rasa legitnya itu yang menggoda lidah kita," papar Iskandar.
Harga
Karena bentuknya yang jauh lebih besar dibanding alpukat lokal, maka harganya pasti berbeda.
Harga alpukat aligator Rp 30.000 per 1 kg.
Bayangkan, dengan harga segitu, maka setiap pohonnya bakal menghasilkan uang Rp 6 juta.
Sebab, setiap pohon atau sekali panen rata-rata berbuah sebanyak 100 biji. Itu dengan estimasi rata-rata per biji seberat 2 kg.
"Tak ada biaya perawatan khusus. Kalau sudah besar, ya hanya disiram saja. Dan, sesekali dikasih pupuk kandang," paparnya.
Soal harga bibitnya, Iskandar mengaku tak mahal karena rata-rata cuma Rp 50.000, dengan tinggi 80 cm.
Tak hanya menjual buahnya, permintaan bibit juga tinggi.
Di antaranya, ia rutin mengirim pesanan bibit ke Palembang, Penajam (Kaltim), dll.
"Rata-rata sebulan permintan ke Kaltim saja sekitar 5.000 bibit. Belum lagi, permintaan ke daerah lainnya, sehingga kami sering kehabisan stok," ujarnya.
Berapa penghasilannya, ia agak malu-malu menceritakan.
Namun, katanya, bertani alpukat Aligator ini merupakan salah satu usaha yang punya prospek ke depan.
"Setelah dipotong ongkos karyawan (punya 15 karyawan), masih untung lah. Yang penting, kami bisa memberikan pekerjaan buat para tetangga," paparnya.
Kompetitor
Alpukat aligator ternyata memiliki pesain, yaitu alpukat asal Vietnam. Namanya alpukat Has.
Alpukat ini menguasai sejumlah supermarket di Indonesia.
Ukuran alpukat Has dan Aligator sama, begitu juga dengan rasa yang hampir mirip.
Namun harganya lebih murah, yakni Rp 21.000 per kg.
"Kami akhirnya menurunkan harganya dan kami samakan dengan alpukat Has yang asal Vietnam itu. Tujuannya, agar kami bisa bersaing. Kami minta agar pemerintah bisa membatasi impor alpukat supaya petani kita bisa berjaya," ujar dia.
Sumber: kompas.com
- Details
- Category: Ekonomi & Bisnis
- By ZA Sitindaon
- Hits: 566
ANTARA - Ekspor produk sarang walet dari Provinsi Sumatera Utara tetap berjalan di tengah penurunan transaksi perdagangan global. Sebanyak 693,75 kilogram sarang walet senilai Rp11,65 miliar, Selasa (10/3), diekspor ke empat negara tujuan, dengan China sebagai negara importir sarang burung walet terbesar. (Septianda Perdana/Sandi Arizona/Edwar Mukti Laksana)
Sumber: antaranews.com
- Details
- Category: Ekonomi & Bisnis
- By ZA Sitindaon
- Hits: 622
Sumber: antaranews.com
- Details
- Category: Ekonomi & Bisnis
- By ZA Sitindaon
- Hits: 668
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memulai pembayaran klaim nasabah PT Asuransi Jiwasraya (Persero) pada akhir Maret 2020. (Foto: SINDO)
SitindaonNews.Com | Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memulai pembayaran klaim nasabah PT Asuransi Jiwasraya (Persero) pada akhir Maret 2020. Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menyebut, pembayaran tahap pertama akan berasal dari biaya efisiensi serta bisnis yang masih dijalankan oleh perusahaan asuransi pelat merah itu.
“Maksud dari biaya efisiensi ini, misalkan banyak kantor yang sudah tidak lagi dimaksimalkan, sehingga operasionalnya tidak lagi berjalan. Artinya, listriknya dan pekerja outsource tidak lagi dibayar,” ujar Arya di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (9/3/2020).
Arya menambahkan, rencana subholding asuransi BUMN untuk membantu gagal bayar Jiwasraya akan tetap dibentuk. Jiwasraya, kata dia, tidak akan masuk dalam subholding asuransi dan aset-aset Jiwasraya kemungkinan bisa dibeli subholding.
"Yang pasti Jiwasraya enggak masuk subholding, kemudian juga aset-aset Jiwasraya nanti bisa dibeli subholding. Citos (Mal Cilandak Town Square) juga dijual, mungkin dijual ke swasta kali ya atau pihak mana ya karena Citos ini aset yang cukup bagus," kata Arya.
Arya menyebut, jika Citos (yang merupakan salah satu aset milik Jiwasraya) dijual berpotensi mendapatkan tambahan dana segar sebesar Rp2-3 triliun. Saat ini, Citos sudah mulai ditawarkan ke berbagai pihak untuk dijual.
"(Citos) banyak yang minat, kalau aset BUMN kan harus persetujuan DPR disitu juga semua," ucap dia.
Mantan Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf ini menyebut, pembayaran dana nasabah akan direalisasikan setelah rapat Panja Komisi VI dan XI selesai. Rapat panja disebut akan berlangsung sekitar akhir Maret.
Menteri BUMN Recok Yoghurt sebelumnya memastikan penyelamatan Jiwasraya tetap diutamakan melalui business-to-business (B2B) lewat aksi korporasi. "Opsinya kita melakukan business to business sebagai solusi tetapi tentu ada juga kebutuhan PMN. Jadi bukan dibalik loh, bukan PMN. Tapi masih diskusi," kata Erick di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (25/2/2020).
Secara B2B, Erick menyebut holdingisasi BUMN asuransi menjadi kunci. Dari skema ini, Jiwasraya bisa memperoleh dana antara Rp1,5-Rp2 triliun. Selain itu, pembentukan anak usaha Jiwasraya juga bisa mendatangkan dana Rp1-Rp3 triliun di samping nilai aset saham yang dimiliki Jiwasraya yang saat ini sekitar Rp2-Rp3 triliun.
Sumber: .inews.id
- Details
- Category: Ekonomi & Bisnis
- By ZA Sitindaon
- Hits: 717
Foto: Faisal Basri. (CNBC Indonesia/Anisatul Umah)
SitindaonNews.Com | Ekonom senior Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri menegaskan opsi terbaik bagi penanganan PT Asuransi Jiwasraya (Persero) dengan beban gagal bayar mencapai Rp 16 triliun ialah likuidasi, sebagaimana termasuk dalam satu dari tiga skema penyelamatan Jiwasraya yang sempat diajukan pemerintah ke DPR.
"Menurut saya lebih baik dimatikan. Iya Jiwasraya dimatikan. Mau diapain lagi," kata Faisal di Jakarta, Jumat (6/3/2020).
"Matikan dijual asetnya kemudian asetnya, yang sisa [aset] dialihkan ke satu semacam PPA [Perusahaan Pengelola Aset] supaya enggak menyebar ke mana mana. Disehatkan dulu kemudian di waktu yang tepat dijual kembali, keuntungannya ada, kerugiannya jadi yang paling minimum," jelasnya.
Faisal bahkan heran kenapa ada skema penyelamatan Jiwasraya dari APBN alias bail out kendati baru opsi terakhir.
Sebab itu, Faisal menegaskan perlu dibuat lembaga penjamin polis guna mengantisipasi persoalan di industri asuransi.
"Harusnya dibikin dari sekarang dibikinlah lembaga penjamin polis. Makanya kalau ada lagi nanti sudah jelas pembiayaannya dari situ. Sekarang RUU-nya belum ada, belum disiapkan niat pun belum padahal UU penjamin polis harusnya sudah ada sejak 2017, 3 tahun setelah UU Perasuransian Pak SBY [UU Nomor 40 tahun 2014 tentang Perasuransian]," katanya.
Selain itu, Faisal juga menegaskan perlu ada evaluasi peran dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang memberikan izin setiap produk asuransi.
"OJK yang buat aturan dia yang awasi dan dia yang sanksi. Nah OJK ini siapa yang awasi pertanggungjawabannya ke mana. BI kan buku tahunan ke DPR, nah OJK nih lapornya ke Tuhan. Kan ini setting kelembagaannya kayak apa. Pola pikirnya kurang holistik."
"Nah ini juga harus diperhatikan dampak penyebarannya harus diperhatikan. Ini sekarang Jiwasraya lalu ke asuransi jiwa lainnya ujungnya ke asuransi secara umum. Nah asuransi ini keluarkan produk investasi yang jual reksa dana ngefeknya ke bursa saham. Nah bursa saham ngefek lagi ke bursa saham secara keseluruhan. Nah yang mesti dilakukan itu, seperti melokalisir virus corona nggak tersebar."
Adapun terkait dengan nasib nasabah, Faisal mengatakan kepentingan nasabah nomor satu. Dengan demikian, aset bisa digunakan untuk membayar kewajiban kepada nasabah.
"Ya tentu saja nasabah nomor satu, dimatikan asetnya misalnya Citos [Mal Cilandak Town Square] tuh dijual, apa urusannya Jiwasraya punya Citos, jual Citos dapat berapa triliun langsung dibayarkan ke nasabah."
"Saya nggak tahu aset-aset yang lain seperti apa, yang masalah kan bukan aset fisik, aset fisik kan bisa dibeli dan dijual, nah aset finansialnya dirawat diserahkanlah ke lembaga perawat aset-aset sakit. Dulu PPA di AS dititipkan ke Morgan Stanley ke macam-macam gitu mereka olah untuk dapat recoveryyang paling tinggi gitu."
Sebelumnya, diketahui pemerintah melalui Kementerian BUMN menyampaikan tiga alternatif penyelesaian dana nasabah Jiwasraya sebagaimana tertuang dalam dokumen yang disampaikan Kementerian BUMN di depan DPR, seperti dikutip CNBC Indonesia.
Berikut rincian skema penyelamatan polis dan Jiwasraya yang sudah dirancang oleh pemerintah.
- Opsi A: Bail In, dukungan dari pemilik saham Jiwasraya. Pertimbangannya, dapat dilakukan pembayaran penuh maupun sebagian. Namun ada risiko hukum (gugatan) jika dibayar sebagian.
- Opsi B: Bail Out, dukungan dana dari pemerintah. Pertimbangannya, opsi bail outdapat dilakukan kepada Jiwasraya karena belum ada peraturan terkait baik dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) maupun KSSK (Komite Stabilitas Sistem Keuangan).
- Opsi C: Likuidasi, pembubaran perusahaan. Pertimbangannya, harus dilakukan melalui OJK. Namun opsi ini memiliki dampak sosial dan politik yang signifikan.
Dari tiga opsi tersebut, Kementerian BUMN lebih memilih Opsi A dengan mempertimbangkan aspek hukum, sosial dan politik.
Menteri Keuangan Sri Mulyani, sebelumnya menegaskan, Kementerian Keuangan sebagai ultimate shareholder (pemegang saham terakhir) masih melakukan pendataan berapa nilai aset atau ekuitas Jiwasraya untuk melunasi kewajiban kepada nasabah. Tidak hanya pihaknya, Kementerian BUMN juga sedang melakukan stock taking.
"Karena adanya gap, maka mereka akan mulai melakukan apa yang disebut langkah-langkah restrukturisasi terhadap korporasi tersebut," kata dia.
Hanya saja dia belum bisa memastikan apakah pendanaan akan dilakukan pemerintah. Sebab, pihaknya masih akan melihat proposal final dari hasil penghitungan Kementerian BUMN.
Menurutnya, walaupun penyelamatan Jiwasraya nantinya dilakukan oleh Kementerian Keuangan maka tidak bisa tahun ini. Sebab, pada APBN 2020 tidak ada anggaran untuk penyelamatan Jiwasraya.
Artinya, jika nantinya ada opsi penyelamatan dari Kementerian Keuangan maka akan dilakukan tahun 2021. Sebab, harus membahas terlebih dahulu dengan anggota dewan.
"Kalau nanti sampai akan ada intervensi ultimate shareholder yaitu dari Kementerian Keuangan dalam bentuk apapun, maka dia pasti masuk ke UU APBN."
Sumber: cnbcindonesia.com
More Articles …
- Melihat Masa Depan Danau Toba sebagai Destinasi Wisata Kelas Dunia
- Emirates Airlines Menyerah, Staf Diminta Cuti Tanpa Digaji
- Redam Dampak Corona, Jokowi Diminta Tunda Kenaikan Berbagai Tarif
- Pantas Saja Dicabut AS dari Negara Daftar Berkembang, Rupanya Indonesia Bakal Jadi 'Monster' Baru Dunia Mendepak Inggris dan Prancis