SitindaonNews.com - Parade Ulos dan Orasi Ulos disampaikan oleh Rytha Tambunan, dosen Antropologi FISIP USU, dalam rangka Perayaan Hari Ulos hari Kamis, 17 Oktober 2019 di Kota Medan.
Pada 17 Oktober 2014, Ulos Batak ditetapkan sebagai salah satu dari 7 warisan budaya tak benda melalui surat dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Nomor : 5418/LL/2015, sehingga dicanangkan akan menjadi hari Nasional.
Perayaan hari ini 17 Oktober 2019 dihadiri oleh Gubernur Sumatera Utara Bapak Eddy Rahmayadi dan Wakil Walikota Medan Ir Akhyar Nasution.
Berbagai jenis ulos dijabarkan satu per satu. Ditenun untuk apa, kapan dipakai, untuk acara apa. Bukan hanya pengenalan tentang ULOS tapi juga Partuturan dan Tarombo. Masih banyak yang belum paham partuturan, terutama yg tinggal di kota2 besar.
Kita wajib mewariskan pengetahuan dan pemahaman semua itu kepada anak2 kita, kepada generasi muda, agar tidak hilang ditelan perkembangan jaman.
Ulos Batak kain tenun, atribut budaya orang Batak, diberikan sebagai simbol kasih sayang, persahabatan antar sesama. Memakai ulos, menari (manortor) bersama tanpa ada sekat, bergembira dan berbusana dengan selendang ulos sadum yang berwarna warni untuk perempuan dan ulos ragi hotang untuk laki laki, alangkah indahnya kebersamaan dalam damai.
Dalam acara tsb kedatangan tamu dari Inggris (London) pada acara Hari Ulos 17 Oktober 2019. Mereka merayakan ulangtahun perkawinan yg ke 25 di Medan. Rytha Tambunan berinisiatif untuk mangulosi pasangan yang beruntung ini sebagai simbol persahabatan. Mereka akhirnya ikut merasakan kebahagiaan manortor, menari bersama.
"Ini kesempatan untuk memperkenalkan kain tenun Ulos Batak, sebagai atribut budaya yang bermakna simbol kasih sayang". kata Rytha Tambunan.