Beca bermotor salah satu jenis transportasi publik kota Medan. Foto : Istimewa-Sitindaon News
Medan Butuh Pemimpin Yang Peduli Transportasi Publik Untuk Warga Kota.
Sitindaon News, Medan - Keberhasilan atau kemajuan sebuah kota salah satunya adalah kondisi infrastruktur kota dan layanan transportasi publik atau moda transportasi kota.
Semakin maju kotanya, transportasi umumnya semakin baik dan nyaman.
Dulu Medan adalah kota nomor 3 terbesar di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya, tapi sekarang entah sudah nomor keberapa, yang jelas Medan sudah ketinggalan dari Surabaya, Bandung, Makassar, Palembang, Bandar Lampung dan Pekanbaru.
Dari segi infrastruktur, di dalam kota masih banyak jalan yang rusak berlubang dan berlumpur jika hujan, ada yang sudah lebih 1 tahun tidak diperbaiki, kalau ada perbaikan hanya tambal sulam yang tidak bertahan lama.
Sudah beberapa generasi Walikota, tidak ada penambahan atau perluasan jalan dalam kota yang semakin padat tidak sebanding dengan jumlah kendaraan.
Dari segi transportasi umum, sangat memprihatinkan. Fasilitas transportasi umum tidak berfungsi atau boleh dibilang tidak ada sama sekali, angkutan kota seenaknya berhenti menaikturunkan penumpang di sembarang tempat sehingga menimbulkan kesemrawutan dan kemacetan.
Sistem transportasi umum di Medan tumbuh liar tanpa perencanaan jangka panjang yang matang.
Di Medan tidak ada transportasi masal seperti bus, LRT atau MRT, yang ada adalah angkutan kota minibus dan beca bermotor selain angkutan online.
Selain angkutan kota, beca bermotor yang dimodifikasi sebagai angkutan rakyat termasuk salah satu penyumbang kesemrawutan di jalanan. Belum lagi dari segi keamanan dan keselamatan, kondisi beca tersebut sangat tidak layak, terbuat dari bahan seadanya, besi sederhana dan ada juga kayu untuk penopang terpal atau tenda pelindung hujan atau matahari.
Tenda beca ini menjadi reklame dari partai atau caleg pada saat pilkada atau pemilu juga reklame produk2 tertentu.
Heran juga, yang katanya Medan kota metropolitan bahkan katanya mau menuju kota Megapolitan, tapi transportasi umumnya masih memakai beca bermotor seperti itu.
Sebuah kota yang katanya menuju kota Megapolitan, ternyata beca bermotor dijadikan sebagai ikon pariwisata kota Medan layaknya seperti kota tua yang tidak mengikuti perkembangan teknologi.
Pemimpin kota Medan masa mendatang, harus memperhatikan moda transportasi beca ini, harus dicari solusi yg lebih baik, baik dari sisi pengemudinya maupun dari sisi penggunanya, manusiakan pengemudinya dan manusiakan penumpangnya.