fbpx

 

Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, blusukan ke pasar tradisional di Purwokerto, Jawa Tengah. Dalam kunjungannya, SBY menyampaikan pesan, jangan sampai ada perpecahan hanya gara-gara pemilu. SBY didampingi istrinya, Ani Yudhoyono saat berkunjung ke pasar manis purwokerto. Mereka menyapa warga dan sempat makan soto di pasar ini. Presiden ke-6 Indonesia itu sekaligus mengajak warga untuk tetap menjaga kedamaian jelang pemilu 2019. SBY menegaskan, pemilu jangan sampai membuat bangsa terpecah. Ia juga meminta doa restu warga, untuk bisa membantu memperbaiki perekonomian.

Foto: Pradita Utama

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Foto: Pradita Utama
 
Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Jumat sore ditutup menguat. Dolar AS lengser dari level Rp 15.000. Mengutip Reuters, Jumat (2/11), dolar AS berada di level tertingginya di Rp 15.125 dan level terendahnya di Rp 14.931.

Apakah ini artinya jurus baru yang dimiliki Bank Indonesia (BI) sudah mulai ampuh?

Ekonom INDEF Bhima Yudhistira Adhinegara menjelaskan langkah BI yang mengaplikasikan domestik non deliverable forward (DNDF) sudah tepat. 
"Hal ini karena pasar NDF di luar negeri yang memperdagangkan kontrak rupiah sarat dengan spekulasi," kata Bhima saat dihubungi, Sabtu (3/11/2018). 

Dia menjelaskan dengan benchmark rate yang lebih transparan dan memang diperuntukkan untuk hedging, DNDF bisa memberikan stabilitas kurs rupiah untuk jangka panjang.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Nanang Hendarsah menjelaskan selama dua dasawarsa terakhir pasar NDF (Non Delivery Forward) rupiah hanya berlangsung di pasar keuangan luar negeri, yang seringkali berpengaruh fluktuasinya pada pasar tunai (spot) di dalam negeri.

"Sekarang telah lahir pasar NDF di dalam negeri atau Domestik Non-Delivery Forward (DNDF), yang dalam dua hari terakhir mulai aktif ditransaksikan oleh 10 bank. Bila pada hari perdana volume transaksi DNDF mencapai US$ 60 juta, maka pada hari kedua mencapai US$ 90 juta," kata Nanang di gedung BI.

Dia menyebut BI optimistis pasar DNDF ini akan terus berkembang karena akan menambah instrumen lindung nilai terhadap risiko fluktuasi kurs dengan biaya yang efisien tanpa penyerahan dalam mata uang dolar AS, tapi berupa selisih antara kurs DNDF dengan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate yang dibayarkan dalam rupiah.
 

Konferensi Tech in Asia Jakarta 2018 di JCC. (Foto: CNN Indonesia/Jonathan Patrick)
Jakarta, CNN Indonesia -- Chief Investment Officer MDI Ventures Joshua Agusta MDI mengungkap cara menarik perhatian investor bagi perusahaan rintisan.

MDI Ventures merupakan anak perusahaan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk yang bergerak pada investasi perusahaan rintisan baik dari sisi operasional maupun finansial.

Menurutnya, salah satu yang dipertimbangkan oleh investor adalah kualitas tim pendiri startup. Joshua mengatakan salah satu kemampuan yang dicari investor adalah CEO perusahaan yang mampu bercerita soal produk ke investor.

"MDI suka CEO yang story telling. Terlepas dari barangnya bagus atau tidak. Anda bisa saja punya barang bagus tapi belum tentu investor percaya kalau anda tidak bisa menceritakan," kata Joshua kepada CNNIndonesia.com di Tech in Asia Jakarta 2018, Rabu (24/10).

Kemampuan itu, katanya, menjadi daya tarik bagi para investor agar mau menanamkan modal.

Kedua, Joshua mengatakan pihaknya selalu melihat kerja sama yang pernah dilakukan antara anggota para pendiri perusahaan rintisan. Ia menyarankan pendiri perusahaan rintisan bakal lebih baik jika pernah bekerja sama sebelumnya.

Rekam Jejak

Ketiga, Joshua mengatakan jejak rekam pendiri perusahaan rintisan itu tidak bisa menjadi patokan.

"Track record salah satunya, tapi menurut saya tidak menjamin. Yang penting itu mereka pernah kerja bareng atau tidak. Kalau pernah biasanya lebih bagus," kata Joshua.

Terkait dengan dengan Telkom, dia menuturkan, perusahaan rintisan yang juga dinilai adalah bisnisnya yang cocok dengan perusahaan telekomunikasi itu atau tidak.

"Jadi pertanyaan pertama yang kita tanya itu bisnisnya apa. Yang sekarang garis besar kami fit dengan e-commerce enabler seperti logistik, marketing, teknologi, payment. Kemudian financial services, lending," kata Joshua. (jnp/asa)

Capres dan Caleg DPR RI Pilihan Rakyat 2019.

Era Orde Baru, era Reformasi, dan era Revolusi Mental ternyata belum mampu membuat Indonesia bersih dari korupsi. Hal ini terjadi karena UU yang ada masih berpihak kepada para koruptor. Katanya semua masyarakat sama di mata hukum, tapi prakteknya jauh berbeda. Para napi korupsi di tempatkan di penjara khusus yang sangat istimewa dengan berbagai fasilitas, berbeda dengan napi pencuri ayam, sandal dan kriminal lainnya ditempatkan di penjara kumuh dan sempit bagai hewan peliharaan. Jika memang masyarakat sama di mata hukum, maka tempatkanlah napi koruptor itu bergabung dengan napi kriminal lainnya.

Pilpres dan Pileg 2019 sudah memasuki tahap kampanye, kita akan disuguhi dengan janji-janji manis oleh para calon, janji ekonomi semakin baik, janji pembangunan semakin cepat, janji hukum akan di tegakkan, dan banyak janji-janji lainnya yang akan disuguhkan kepada calon pemilih.

Masa depan bangsa Indonesia di tentukan oleh rakyat, masa depan bangsa ini ada di tangan kita sebagai rakyat, jangan gadaikan masa depan bangsa ini hanya karena janji muluk-muluk, atau hanya karena politik uang.

Salah satu faktor yang membuat Indonesia ini tidak maju, masyarakatnya mudah dihasut atau di adu domba adalah faktor ekonomi. Ekonomi kita hanya berpihak kepada para pengusaha dan penguasa yang korup.

Korupsi tidak akan pernah habis dari negeri ini jika para koruptor masih di perlakukan dengan UU yang ada selama ini. Sehebat apapun pembangunan maka akan semakin hebat pula para koruptor akan beraksi jika para koruptor diperlakukan sebagai napi istimewa.

Para jurubicara tim pemenangan kedua capres hanya adu sindir, belum ada adu ide atau adu gagasan utamanya pemberantasan korupsi.

Memberikan hadiah 200jt bagi pelapor tindak korupsi tidak akan mengurangi niat orang untuk melalukan korupsi.

Menaikkan gaji para pejabat atau aparatur negara juga tidak menjamin pejabat tsb. tidak korupsi, bahkan semakin tinggi gajinya maka akan semakin tinggi nominal korupsi atau suapnya.

Untuk itu mari kita bersatu bersama Gerakan Rakyat Indonesia Bersih Korupsi 2019, melalui Pemilu serentak 2019 mendatang, kita pilih Presiden/Wakil Presiden dan anggota llegislatif DPR RI yang berkomitmen terhadap Indonesia Bersih Korupsi 2019 yang bersedia membuat Fakta Integritas membuat UU Hukuman Mati para terpidana korupsi serta menyita semua harta benda keluarga istri/suami dan anak-anaknya. Hukuman penjara dan pemiskinan tidak akan efektif mengurangi perilaku korupsi.

UU Hukuman Mati dan sita seluruh harta benda keluarganya harus sudah selesai dalam masa 6 bulan sejak di lantik dan segera di atur UU pelaksanaannya serta merta. Tanpa itu Indonesia tidak akan pernah maju, tidak akan pernah makmur, tidak akan pernah sejahtera.

Calon Presiden/Wakil Presiden dan calon anggota legislatif DPR RI 2019, yang berkomitmen membuat UU Hukuman Mati para terpidana korupsi dan menyita semua harta benda keluarga istri/suami serta anak-anaknya, itulah pilihan Rakyat Indonesia Bersih Korupsi 2019. Yakin INDONESIA JAYA.

 

Penulis : Zul Abrum Sitindaon.