fbpx

IMG 20200516 112213Foto :VIVAnews/Andrew Tito | Seorang wanita sempat telantar saat tergeletak akibat pingsan di jembatan penyeberangan sebuah halte Transjakarta di Mangga Besar, Jakarta Barat, Jumat, 15 Mei 2020.

Seorang wanita sempat telantar saat tergeletak akibat pingsan di jembatan penyeberangan sebuah halte Transjakarta di Mangga Besar, Jakarta Barat, kemarin. Orang-orang yang melintas tak ada yang menolongnya karena khawatir wanita itu terjangkit virus corona.

Peristiwa itu direkam oleh seorang warga dan videonya segera tersebar di media sosial. Si wanita tampak tersungkur dengan posisi tengkurap. Orang-orang hanya melihat dan melewati tubuh si perempuan. Para petugas keamanan Transjakarta juga awalnya tidak berani mendekat. 

"Sekedar info buat teman-teman yang lagi kurang enak badan, mohon jangan keluar rumah, seperti kejadian di Halte Mangga besar. Lagi situasi kaya gini orang-orang pada parnoan untuk nolong, jadi berat hati Saya yang rekam langsung," tulis unggahan video itu. 

Polisi segera memeriksa informasi itu dan memang benar ada laporan seorang wanita tergeletak di lokasi. Belakangan diketahui, si wanita berinisial SR, berusia 29 tahun, warga Kampung Duku, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Namun, sebagaimana dikonfirmasi Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Barat Kompol Teuku Arsya Khadafi, wanita itu pingsan lalu tergeletak dan kemudian ditolong oleh petugas keamanan di Halte Busway Mangga Besar.

Si petugas memberi minuman hangat setelah wanita itu siuman. Tak lama setelah siuman, si wanita melanjutkan perjalanan dengan taksi online. 

Dalam video yang dibagikan Arsya, SR sudah sadar dan diberikan minuman hangat oleh para petugas Transjakarta. Polisi memastikan SR pingsan bukan karena mengidap Covid-19 namun hanya kelelahan dan sedanhg kurang sehat.

Sumber: vivanews.com

1588697867487 Foto : Mardiah | Ilustrasi penjambretan.

SitindaonNews.Com | Pelaku jambret Roa Malaka di Kecamatan Tambora, Jakarta menyamar menjadi penumpang-pengemudi ojek online (ojol) dengan mengenakan jaket dan helm khas demi mengelabui korbannya. 

Namun, penyamaran tersebut malah membantu pihak kepolisian untuk mendapatkan informasi dari para ojol yang geram akan perbuatan tersangka. "Kami juga menyampaikan terima kasih kepada rekan-rekan ojol yang ikut memberikan informasi, karena salah satu pelaku menggunakan atribut ojol, sehingga membuat rekan-rekan ojol yang asli marah dan membantu kami mencari informasi yang kami perlukan," ujar Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Audie S Latuheru, di Jakarta, Selasa (5/5).

Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Barat Kompol Teuku Arsya Khadafi mengatakan, ciri khas mereka mempermudah pencarian tersangka. "Ciri khasnya pelaku memakai jaket ojol dan celana pendek, sehingga dini hari tadi pelaku inisial T ditangkap di Jakarta Utara," ujar Arsya.

Tersangka T dilumpuhkan aparat kepolisian, karena berusaha melawan saat ditangkap. Penjambretan ponsel itu kemudian viral di media sosial, mengakibatkan tewasnya korban perempuan bernama Muthia Nabila (23).

Polisi masih mencari satu tersangka lainnya yang juga tersangkut kasus tersebut. Pelaku T akan dijerat dengan Pasal 365 ayat 3 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.

Sumber: .republika.co

FB IMG 1589544307688

Jarinya putus akibat di begal, Polda Sumut ungkap ternyata kasus itu adalah laporan palsu.

Kapolda Sumut Irjen Pol. Drs. Martuani Sormin M.Si di dampingi Dir Krimum dan Kabid Humas Polda Sumut pimpin release pengungkapan kasus Laporan palsu bertempat di lobby Adhi Pradana Polda Sumut. Jumat (15/05/20)

Sempat viral di media sosial seorang wanita di begal di jalan AR Hakim yg mengakibatkan keempat jari tangan kirinya putus dan kehilangan uang 4 juta dan tas di ambil begal pada tanggal 01 Mei 2020.

Kemudian di lakukan pemeriksaan saat penyelidikan di mulai di tkp jalan AR Hakim ternyata keterangan ibu Erdina Sihombing tidak sesuai kenyataan. Tim bekerja keras mengumpulkan seluruh alat bukti di tkp, mulai dari pengecakan cctv hingga saksi mata dan semua nya tidak terbukti.

“Saat di investigasi ternyata peristiwa tersebut tidak pernah terjadi dan hari ini kita tetapkan bahwa tersangkanya adalah pelapor tersebut yaitu ES” jelas Kapolda Sumut.

Kapolda Sumut menyampaikan Motifnya adalah karena tekanan ekonomi dan di lilit hutang agar mendapat klaim asusransi. “Jadi kejadian sebenarnya adalah Ibu Erdina Sihombing memotong jarinya sendiri dengan parang agar meyakinkan penyidik bahwa dia memang di begal” tegas Kapolda Sumut

Semantara ke dua rekan tersangka saat ini statusnya adalah saksi karena membantu mengantar ke rumah sakit dan membuat laporan. Namun erdina sihombing sudah di tetapkan sebagai tersangka laporan palsu. “Yg pasti ini adalah kasus pertama di lingkungan polda sumut dan saya bersyukur para penyidik tidak bisa si tipu” tutup Kapolda Sumut.

Di akhir releasenya orang nomor satu di Polda Sumut mengingatkan kepada masyarakat agar tidak melakukan hal hal nekat seperti ini karena dapat merusak diri sendiri dan membuat kamtibmas di sumut menjadi tidak kondusif.

 

Sumber: https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=2693009177648173&id=1704076113208156

1588650048797Ayah Emily mengantarnya ke altar meski para tamu tidak bisa hadir karena lockdown virus corona.[Facebook Vicens Forn/The Mirror]

SitindaonNews.Com | Pasangan pengantin di California menikah dengan kursi yang ditempel foto para tamu pernikahan yang tidak bisa hadir karena lockdown virus Corona.

Gereja St. Ignatius di San Francisco, California, menempelkan foto-foto jemaahnya di bangku kosong sebelum Parris Khachi dan Emily Manashi mengikat janji Sabtu lalu.

Pasangan itu menikah di gereja Katolik besar dengan hanya segelintir anggota keluarga yang hadir karena larangan pertemuan massal karena pandemi Covid-19, dilansir dari The Mirror, 4 Mei 2020.

Namun, berkat kebaikan gereja, ruangan itu dipenuhi dengan puluhan "tamu" yang antusias sambil tersenyum.

Parris dan Emily, dari San Francisco, dipaksa untuk mempertimbangkan kembali rencana pernikahan mereka ketika Covid-19 menyapu AS dan perintah sosial jarak diberlakukan.

Amerika Serikat sekarang memiliki jumlah kasus virus corona terbanyak dibandingkan yang lainnya di dunia dengan 1 juta lebih orang terinfeksi dan 64.000 kehilangan nyawa.

Tetapi pasangan yang telah bertunangan selama hampir setahun, bertekad untuk melanjutkan hari istimewa mereka.

"Begitu tempat perlindungan mulai berlaku, kami menghabiskan waktu mencari tahu apa yang harus kami lakukan selanjutnya," kata Parris, pengantin pria, kepada ABC7.

"Tidak ada dari kita yang ingin menunda tanpa batas waktu, karena sulit untuk mengetahui kapan hal-hal akan terasa normal lagi. Sementara itu, kita tidak ingin menempatkan orang yang kita cintai dalam risiko."

Gereja St. Ignatius menempel bangku-bangku kosongnya dengan foto-foto para jemaah yang tersenyum.[Facebook Vicens Forn/The Mirrror]

Pasangan itu memutuskan untuk terus lanjut dan menikah dengan hanya 11 orang yang hadir.

Gereja juga setuju untuk menyiarkan langsung upacara itu, sehingga keluarga dan teman-teman lainnya dapat menonton secara online.

Tetapi sebagai kejutan, gereja juga merekam foto-foto peserta regulernya, yang tersebar di 26 deret kursi yang memenuhi ruangan kosong dengan wajah tersenyum.

Seorang fotografer Vicens Forn yang menangkap tamu palsu ini telah mengunggah gambar di Facebook dan kini viral.

"Pengantin perempuan masuk sambil memegang tangan ayahnya," tulis Vicens di Facebook.

"Kemarin saya sangat beruntung menjadi fotografer pernikahan ini di San Francisco, pernikahan yang berbeda tetapi terutama emosional, jangan lupa bahwa hidup terus berjalan. Adalah hal yang benar-benar indah yang dilakukan para pastor dan anggota gereja," katanya.

Parris Khachi mengatakan dia yakin orang mungkin mengira foto-foto di bangku adalah keluarga dan teman-temannya yang tidak bisa hadir dalam pernikahan.

"Kami khawatir orang-orang telah salah menafsirkan gambar itu dan tidak ingin kebencian internet pada hari pertama kami sebagai pasangan yang sudah menikah," candanya.

Khachi mengatakan di antara foto-foto di bangku, ada teman-teman serta keluarga mereka menonton siaran langsung pernikahan dan itu membuat mereka merasa sangat dicintai.

Sumber: .tempo.co

1588935710180Prarekonstruksi Pembunuhan Elvina. ©2020 Merdeka.com/Yan Muhardiansyah

Medan | Prarekonstruksi kasus pembunuhan Elvina (21) di sebuah rumah Jalan Duku, Kompleks Cemara Asri, Percut Sei Tuan selesai dilaksanakan, Kamis (7/5) petang. Satu fakta baru terungkap, Michael alias Acai (22) dan Jefri (24), dua orang yang diduga kuat terlibat pembunuhan ternyata residivis yang baru dibebaskan dari penjara.

Michael, diketahui sebagai warga Jalan Garuda, Bantan Timur, Medan, sedangkan Jefri merupakan anak pemilik rumah yang menjadi lokasi pembunuhan dan penemuan jasad korban. Keduanya diketahui sama-sama baru keluar dari penjara, bahkan disebutkan lewat program asimilasi karena pandemi Covid-19. Mereka dikabarkan dihukum karena perkara terpisah.

Kasat Reskrim Polrestabes Medan AKBP Ronny Nicholas Sidabutar tidak membantah informasi ini. "Informasinya begitu, J ini baru keluar dari lapas atau rutan, masih kita dalami ... M dan J adalah teman satu sel, informasinya, tapi akan kita dalami lagi. Itu yang kita dapat pada saat kita interogasi dan wawancara," katanya seusai prarekonstruksi.

Ronny belum bisa memaparkan siapa saja yang sudah berstatus tersangka. "Yang diduga terlibat kita ambil keterangan ada 4 orang. Mungkin salah satu, mungkin dua, mungkin tiga, mungkin empat orang akan kita tetapkan sebagai tersangka," sebutnya.

Selain itu, Jefri juga diduga pernah menjalin hubungan asmara dengan Elvina, sebelum korban berpacaran dengan Michael. Mereka juga terhubung melalui media sosial Facebook. "Di antara korban dengan yang diduga tersangka pernah pacaran, ada mantan pacar, ada orang lain, teman dan orang tua dari orang yang diduga sebagai tersangka, nanti kita dalami," ucap Ronny.

Karena Michael dan Jefri pernah satu sel, sehingga diduga ada motif lain di balik pembunuhan Elvina. Masalah asmara yang menjadi dugaan awal mulai meragukan. Motif pastinya masih dalam penyelidikan polisi.

Selain Michael dan Jefri, pihak kepolisian juga masih menyelidiki keterlibatan seorang wanita yang merupakan orang tua salah satu di antara mereka. "Saat ini kami masih menggali peran masing-masing orang yang terlibat dalam kejadian itu," terang Ronny.

Sebelumnya, penyidik menghadirkan lima orang dalam kondisi terborgol saat prarekonstruksi pembunuhan itu. Kelimanya yakni Michael, Jefri, kedua orangtua korban, dan seorang wanita diduga ibu Jefri.

Saat awal prarekonstruksi kelimanya diborgol. Namun hanya Michael yang digantungi tulisan 'tersangka'. Seiring berjalannya prarekonstruksi, borgol kedua orang tua korban dilepas. Mereka pun hanya digantungi label 'saksi'. Sementara Michael, Jefri dan seorang wanita yang diduga sebagai ibu Jefri tetap memakai borgol. Rekonstruksi baru berakhir sekitar pukul 17.30 Wib.

Kehadiran 5 orang dalam prarekonstruksi memunculkan pertanyaan dari kasus yang awalnya diduga bermotif asmara ini. Jumlah tersangka, identitas, maupun peran masing-masing belum diketahui.

Seperti diberitakan Elvina diduga dibunuh secara sadis di rumah Jefri, Rabu (6/5) malam. Jasad perempuan muda ini nyaris tak dikenali dan berada di dalam kardus. Tubuhnya terbakar dan ditemukan luka yang diduga sebagai upaya mutilasi. Di dekat jasad Elvina didapati Michael dalam kondisi sekarat. Dia diduga menenggak cairan pembunuh serangga.

Tubuh Elvina dan Michael ditemukan Jefri. Dia kemudian memberitahukan kejadian itu kepada kedua orangtuanya.

Dugaan awal, Michael lah pelaku pembunuhan itu, lalu mencoba bunuh diri karena motif cinta yang tidak direstui keluarga. Dugaan ini didasarkan adanya secarik kertas yang ditemukan di lokasi kejadian.

"Saya sangat mencintai Elvina sehingga saya membunuh karena pihak dari keluarga tidak menyetujui saya. Saya mau bunuh diri saya. Cinta Elvina (lambang love) Acai," tertulis pada kertas itu.

Setelah ditemukan, kedua korban kemudian dievakuasi ke RS Bhayangkara Medan. Jasad Elvina diautopsi, sedangkan Michael diobati. Michael sudah sembuh dan langsung dibawa ke Polsek Percut Sei Tuan. Dia diperiksa sebagai di ruang penyidik dan dikabarkan sudah dijadikan tersangka.

Proses pemeriksaan ini dilanjutkan dengan prarekonstruksi. Peran masing-masing orang yang diduga terlibat diperjelas. Kasus ini pun berkemban

Sumber: merdeka.com

1588473039693Tenaga Medis Khusus Covid-19 di Sumut

SitindaonNews.Com | Rumah sakit rujukan covid-19 di Sumut, Rumah Sakit GL Tobing memberhentikan seluruh tenaga kesehatan yang bertugas dalam penanganan pasien covid-19.

Pemberhentian tenaga kesehatan secara sepihak dilakukan tanpa penjelasan apapun.

Seluruh tenaga medis diminta untuk meninggalkan penginapan khusus nakes yang terletak di Hotel Wings Jalan Arteri Kualanamu Medan, Sabtu (2/5/2020).

"Sebelum diarahkan untuk meninggalkan penginapan oleh Koordinator kami, kami sebelumnya disuruh satu kamar menjadi dua orang, tapi kami menolak. Sampai pada pukul 12.00 WIB tadi kami diberhentikan bertugas dan diminta untuk meninggalkan penginapan tanpa penjelasan dan surat perintah," ungkap Teddy Soaloon Purba, perawat relawan covid-19 di RS GL Tobing kepada Tribun Medan, Sabtu (2/5/2020).

Teddy mengatakan, bahwa yang diberhentikan bertugas adalah seluruh tenaga medis mulai dari dokter umum, dokter spesialis, hingga petugas laboratorium dan radiologi.

Hotel Travel Hub (TRIBUN MEDAN / HANI)

"Semua tenaga kesehatan diberhentikan hari ini, pihak penginapan mengatakan paling lama meninggalkan penginapan pada pukul 17.00 Wib. Tapi ini sekitar 80 persen tenaga medis sudah keluar, selebihnya masih packing barang," ungkapnya.

Teddy juga mengatakan bahwa upah para tenaga medis juga masih dalam proses untuk dicairkan selama bertugas sekitar satu bulan.

"Untuk upah memang masih dalam proses pencairan, belum diterima para tenaga medis, infonya masih diproses," katanya.

Teddy mengaku dirinya beserta tenaga kesehatan yang lain merasa sedih karena pemberhentian dilakukan secara sepihak.

Ketika para tenaga kesehatan meminta Surat Keputusan untuk pemberhentian tugas, pihak rumah sakit belum bisa memberikan.

Saat ditemui rekan-rekan media di penginapan khusus tenaga kesehatan relawan Satgas penanganan Covid-19, Ketua Persatuan Dokter Umum Indonesia (PDUI), Rudi Rahmadsyah Sambas mengatakan dirinya terkejut karena kabar pemberhentian tenaga kesehatan yang bertugas sangat mendadak.

Tanpa konfirmasi sebelumnya, arahan untuk meninggalkan penginapan, menurut lelaki yang akrab disapa Ruben ini sangat mendadak.

"Saya jujur terkejut dengan hal yang sangat mendadak ini. Tadi pagi saya masih dinas, terus tiba-tiba mendapatkan arahan untuk meninggalkan penginapan," ungkap Ruben.

Sebanyak 80 lebih nakes diberhentikan tugas dan seluruhnya belum mendapatkan intensif.

Saat ini, meskipun telah ada konfirmasi resmi dari Gugus Tugas mengenai pemberhentian ini, namun Ruben mengaku belum mengetahui hal tersebut.

"Saya belum sempat melihat whatsapp, semua ini rasanya mendadak sekali, kami merasa seperti diusir lah, semua kawan-kawan pun sudah berpencar ini, penginapan sudah ditutup," tuturnya.

RUDI Rahmadsyah Sambas, Ketua Persatuan Dokter Umum Indonesia (PDUI) cabang Sumut yang juga merupakan dokter relawan gugus tugas Covid-19 Sumut yang bertugas di rumah sakit dr. GL. Tobing PTPN II Tanjung Morawa. (TRIBUN MEDAN/HO)

Benarkan Tenaga Medis Diusir Dari Hotel

Ketua II Gugus Tugas COVID-19 Sumut, Alwi Mujahit Hasibuan membenarkan kabar tersebut dan mengatakan bahwa pihak Travel Hub Hotel tidak memperkenankan lagi para tenaga medis ada di dua orang satu kamar. 

"Mereka (Travel Hub Hotel) tidak mau lagi membantu kita, mereka memaksa harus 1 kamar 1 orang sementara kemampuan kita hanya bisa 1 kamar untuk 2 orang," tuturnya saat dikonfirmasi, Sabtu (2/5/2020).

Pria yang juga menjabat sebagai Kadis Kesehatan Provinsi Sumatera Utara ini menyebutkan bahwa pihak pemerintah tidak menyanggupi hal tersebut.

"Mereka sudah tidak berkenan membantu. Saya sudah memohon supaya mereka 1 kamar 2 orang, karena kemampuan kita terbatas. Mereka tidak berkenan," tutur Alwi.

Ia menyebutkan bahwa pihak Hotel tak lagi menyetujui terkait kesepakatan agar satu ruangan dua tenaga medis.

"Mereka tidak mau sama kita, itu masalahnya. Mereka kalau masih mau bantu, silahkan masuk 2 orang 1 kamar, supaya budgetnya bisa cukup. Tapi mereka memilih tidak mau," tuturnya.

Kabar ini sempat viral di media sosial usai dibagikan Akun YouTube Joniar News Pekan terkait kondisi para tenaga medis langsung dari  Travel Hub Hotel Kualanamu, Jalan Arteri Kualanamu No.9, Tumpatan Nibung, Batang Kuis, Deliserdang.

"Hari ini pada tanggal 2 mei 2020 saya ada di seputaran Kualanamu, tepatnya di hotel tempat penginapan para pejuang Covid19 RS GL Tobing Medan. Saya dapat berita bahwa para pejuang rumah sakit dan paramedis dipaksa keluar dari rumah sakit harus meninggalkan hotel tempat penginapan mereka jam 12 siang tadi," ungkap Joniar.

Ia tampak mendatangi para resepsionis dan mempertanyakan kabar tersebut, dan para resepsionis menjawab bahwa para tenaga medis tersebut sudah menginap selama satu bulan.

"Mereka dipaksa keluar dan pihak rumah sakit menyatakan mem PHK mereka secara sepihak padahal mereka sama dari sejak mereka bekerja tidak ada dan belum ada menerima upah satu bulan lebih. Saat ini mereka sekarang rapid test melihat kondisi mereka. Saya akan coba menanyakan pihak manajamen dan jika ada beberapa medis saya akan coba mewawancarai. Kita lihat apakah alasannya, dikeluarkan dari Hotel Travel Hub ini," tuturnya.

Akui Kekurangan Dana Tangani Covid-19

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatra Utara, Alwi Mujahit membenarkan bahwa pemerintah saat ini kekurangan dana untuk membiayai perawatan pasien yang terpapar wabah virus Corona di Rumah Sakit GL Tobing, Tanjungmorawa, Kabupaten Deliserdang.

Dalam waktu dua Minggu saja, pemerintah Sumut harus mengeluarkan anggaran ratusan juga untuk membiayai pasien dan tenaga kesehatan di rumah sakit rujukan tersebut.

"Rp 530 juta dalam dua Minggu kita telah keluarkan anggaran untuk membiayainya," kata dia melalui sambungan telepon genggam, Sabtu (2/5/2020).

Untuk meminimalisir pengeluaran, Alwi Mujahit sudah meminta kepada tenaga medis untuk merawat pasien Corona satu kamar dua orang.

Akan tetapi, para tenaga medis menolaknya dan tetap meminta pasien positif covid-19 dirawat satu orang per kamar.

"Kita sudah minta kepada mereka untuk menghemat anggaran, di mana pasien di rawat satu kamar untuk dua orang," kata dia.

Dengan penolakan tersebut, akhirnya pemerintah tidak bisa memaksakan kehendak para tenaga medis. Dan akhirnya, kata Alwi seluruh pasien positif terpaksa harus dipindahkan ke rumah sakit lain.

"Kita tidak bisa paksa mereka, kalau tetap begitu, terpaksa pasien kita pindahkan ke tempat lain,"ucapnya.

Alwi juga kecewa dengan keputusan para tenaga medis ini. Di mana, para tenaga kesehatan meminta kepada pemerintah agar segera membayarkan seluruh tunggakan yang ada. Baik itu mulai dari gaji dan biaya perawatan pasien.

"Di mana katanya garda terdepan untuk menangani wabah virus ini," ujarnya.

(cr14/tribun-medan. com)

Sumber: .tribunnews.com

6c8169f4 6be2 4861 85d3 ef8f91440194 169
Ilustrasi pembunuhan
 
Medan - Polisi mengungkap dugaan keterlibatan ibu pacar dan ibu temannya dalam kasus perempuan korban percobaan mutilasi di Percut Suan, Sumatera Utara (Sumut). Kedua ibu tersebut diduga hadir di lokasi tak lama setelah pembunuhan sadis itu terjadi.
 

Polisi awalnya menjelaskan dugaan pembunuhan perempuan berinisial E (21) itu diduga dilakukan oleh temannya, J, dan pacarnya, M. Menurut polisi, J merupakan orang yang menusuk E hingga tewas setelah memperkosa E.

"Ketika (korban) sudah dibunuh, kemudian si J ini, dia nyuruh si M beli bensin. Makanya kan ada bekas bakar kan di korban itu. Nah, ini si J juga yang nyiram lalu bakar. Si M ada di situ masih. Ya, yang beli bensin juga M," ujar Kasat Reskrim Polrestabes Medan AKBP Ronny Nicolas Sidabutar, Kamis (7/5/2020) malam.

Dia mengatakan J juga sempat berupaya memutilasi korban. Namun tubuh korban sudah mengeras sehingga mutilasi tersebut gagal.

"Setelah itu kemudian dibakar tapi nggak habis, kemudian si J ini berusaha mutilasi, tapi keras, nggak jadi," ucapnya.

J diduga panik dan meminta M menelepon ibunya. Setelah datang, kata Ronny, ibu J bukan melapor, tapi diduga ikut membantu agar mayat korban dimasukkan dalam kardus.

"Nah, karena mungkin sudah panik, teleponlah ke orang tua si J. Bilang ke si M, 'M, tolonglah teleponkan mamakku'. Begitulah kira-kira. Ibunya ini datang ke rumahnya. Kaget, 'Ada apa ini?'. Namun, bukan lapor, dia malah bilang dia menyetujui supaya si korban ini dibungkus dimasukkan ke kardus oleh si J. Bahkan dia yang mencari kardusnya," ucapnya.

"Setelah itu si J-lah yang masukkan. Nah, peran ibunya ini juga ada mengangkat, membantu si J angkat korban di kamar mandi, ke ruang tengah," sambung Ronny.          

Ronny mengatakan ibu J diduga berupaya mengamankan anaknya agar tak dicurigai sebagai pelaku pembunuhan. Setelah mayat masuk dalam kardus, ibu J menelepon ibu M.

"Ibunya M ditelepon untuk datang juga. Tetapi ibunya M ini saat datang dikasih tahu sama ibu J bahwa si M ini pembunuhnya. M ini mau mau saja dia. Ibunya M ini percaya. 'Kamu jangan ngomong banyak, memang kamu yang bunuh'. M ini mau-mau aja. Sebelumnya, si M ini dibujuk sama ibunya J," tutur Ronny.

Ibu M diduga turut menuduh anaknya melakukan pembunuhan dan meminta M bertanggung jawab. Bahkan, kata Ronny, ibu M diduga menyuruh anaknya sendiri untuk bunuh diri dengan meminum racun.

"'Udah M, kau tanggung jawab, kalau perlu, kau bunuh diri. Kau bunuh diri aja sekalian'," tutur Ronny menirukan isi percakapan.

"Si M ini mau-mau saja. Jadi akhirnya dibuatlah seolah-olah memang si M ini yang membunuh. Biar seolah supaya M ini yang bunuh, dia minum racun. Akhirnya dia bikin surat itu juga," sambungnya.

Namun rupanya, M tak tewas setelah menenggak racun. Ibu M yang panik akhirnya menghubungi polisi dan mengatakan anaknya yang melakukan pembunuhan itu.

"Bingung lagi mereka. Sudah bingung, ibunya si M ini kan sudah panik. Saat pertama ke TKP, ibunya M sudah panik, sudah ingin, 'Sudahlah kita lapor polisi aja. Gini aja, anak saya ini sudah salah, biarlah kita laporkan polisi aja'," jelasnya.

Penemuan mayat tersebut terjadi pada Rabu (5/5) di salah satu rumah di kompleks Cemara Asri, Percut Sei Tuan, Sumut. Mayat perempuan itu ditemukan dalam kardus dengan kondisi bekas dibakar dan ada luka diduga karena percobaan mutilasi.

Sumber: detik.com

IMG 20200502 202422Korban menjalani perawatan di RS Murni Teguh Medan

Medan - Jumat 01/05/20,  sekira pukul 04.00 subuh, seorang pedagang sayuran jadi korban perampokan di Jl. AR. Hakim Medan, Sumatera Utara. 

Korban bernama Erdina br Sihombing 54 th warga Jalan Bakti Gang Rahayu Medan, pukul 04.00, tanggal 01/05/20 kehilangan 4 jari tangan kiri akibat di bacok perampok yang berhasil merebut tasnya berisi uang Rp. 4 juta dan HP di Jl. AR. Hakim Medan saat akan belanja ke Pasar MMTC Medan, ibu ini rutin sebagai pedagang sayur mayur pada subuh hari.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, peristiwa tersebut terjadi ketika korban sedang menumpang becak bermotor untuk belanja sayur- mayur dari rumahnya menuju Pasar MMTC Jalan Pancing Medan.

Saat mekewati Jl. AR Hakim, dekat pintu rel kereta api di Jalan Aksara Medan, becak bermotor yang ditumpangi korban dicegat dua begal, yang merampoknya. Tiba-tiba tangan kirinya langsung ditebas dengan sebilah parang dari salah seorang pelaku hingga empat jarinya putus.

Lalu kedua perampok tersebut melarikan diri sambil membawa tas korban yang berisi uang Rp.4 juta untuk belanja dagangan sayur dan sebuah HP.

Selanjutnya, korban dibawa ke rumah sakit Murni Teguh untuk mendapat pertolongan medis

Polisi masih melacak pelaku perampokan tersebut. 

Kepada masyarakat dihimbau agar selalu waspada karena tindak kejahatan akhir² ini semakin meningkat.

surat cinta

Kronologi Wanita Muda Ditemukan Tewas Mengenaskan dan Pacarnya Pingsan di Cemara Asri Medan.

SitindaonNews.Com | Motif pembunuhan perempuan muda Elvina (20) yang ditemukan tewas di Jalan Duku, Komplek Cemara Asri, Kecamatan Percut Sei Tuan, Rabu (6/5/2020) malam mulai terungkap. Dari surat cinta yang dituliskan Michael (22) kekasih sekaligus terduga pelaku, pembunuhan ini dilatarbelakangi asmara.

Dari surat yang ditemukan, Michael diketahui nekat membunuh kekasihnya karena cinta mereka tidak mendapat restu dari keluarga Elvina.

Waktu kejadian:
Hari Rabu, tanggal 06 Mei 2020 sekira Pukul 14.00 WIB

Tempat kejadian perkara:
Jalan Cemara Komp. Cemara Asri Jalan duku No.40 Kec. Percut Sei Tuan.

Identitas korban:
Nama : ELVINA ( meninggal dunia )
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 21 Tahun.
Pekerjaan : Bridal Salon
Agama : Budha
Kewarganegaraan : Indonesia.
Alamat : Jalan Pukat 4 No. 29 E

Identitas pelaku:
Nama : MICHAEL
Umur : 22 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Budha
Kewarganegaraan : Indonesia.
Alamat : Jalan Garuda no.28 ! Kel. Bantan Timur kec. Percut Sei Tuan.

KRONOLOGI KEJADIAN:

Pada hari Rabu tanggal 06 Mei 2020 sekira pukul 14.00 Wib, MICHAEL ( diduga pelaku) dan ELVINA ( korban ) datang ke rumah JEFFRY, kemudian JEFFRY keluar meninggalkan rumahnya dan meninggalkan MICHAEL dan ELVINA di rumahnya.

Sekitar pukul 14.15 Wib JEFFRY kembali menuju ke rumah, sesampai di rumahnya JEFFRY melihat ELVINA sudah meninggal dunia dan MICHAEL dalam keadaan Pingsan.

Kemudian JEFFRY menghubungi orangtuanya yang bernama TEK SUKFEN, setelah TEK SUKFEN datang kerumahnya melihat kejadian tersebut.

Kemudian JEFFRY memberitahukan kepada orang tua MICHAEL bahwasannya MICHAEL sedang berada dirumahnya dalam keadaan pingsan.

Sesampainya orang tua MICHAEL yang bernama JENNY di tkp kejadian langsung memberitahukan kepada Orang tua ELVINA yang bernama YUNAN ,, setelah itu petugas dari Polsek Percut Sei Tuan dan Team Inafis Polrestabes Medan menuju ke rumah korban melakukan olah TKP dan membawa korban ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk dilakukan Visum Et Repertum dan mengamankan MICHAEL dan para saksi ke Polsek Percut Sei Tuan.

 

Screenshot 20200429 195645

Gempa Magnitudo 4,8 Guncang Bengkulu, Getarannya Terasa di 4 Daerah

BENGKULU - Gempa bumi tektonik dengan magnitudo 4,8 mengguncang wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu, Rabu 29 April 2020 sekira pukul 15.17 WIB, atau menjelang azan Salat Asar.

Gempa itu berada di episenter pada koordinat 4.48 Lintang Selatan (LS) dan 102.6 Bujur Timur (BT), di laut atau berjarak 35 kilometer (KM) Barat Daya Bengkulu Selatan, dengan kedalaman 36 km. 

PMG Ahli Muda Stasiun Geofisika Kepahiang, Bengkulu, Sabar Ardiansyah mengatakan, berdasarkan laporan dari masyarakat setempat dan peta tingkat guncangan (shake map) BMKG, dampak gempa bumi dirasakan di Manna, Kabupaten Bengkulu Selatan, II -III MMI, Kaur II-III MMI, Kepahiang, II MMI dan Kota Bengkulu, II - III MMI.

Ditinjau dari kedalaman hiposenternya, sampai Sabar, gempa bumi di Bengkulu Selatan merupakan gempa bumi kategori dangkal, akibat aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia, yang menyusup ke bawah lempeng Eurasia dan terjadi deformasi batuan hingga memicu terjadinya gempa bumi.

''Gempa di Bengkulu Selatan tidak berpotensi tsunami,'' kata Sabar, ketika di konfirmasi Okezone, Rabu (29/4/2020).

 

Terkait dengan peristiwa gempa bumi di Bengkulu Selatan, jelas Sabar, hingga saat ini belum terjadi aktivitas gempa bumi susulan. Namun, kata Sabar, masyarakat diimbau agar tetap tenang, dan terus mengikuti arahan BPBD dan BMKG.

Khusus masyarakat di daerah pesisir Bengkulu Selatan, imbau Sabar, agar tidak terpancing isu karena gempa bumi yang terjadi tidak berpotensi tsunami.

''Kami mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpancing dengan isu,'' kata Sabar.

(Ari)

IMG 20200506 062117Tangkapan layar | Pelaku perampokan memecahkan kaca mobil korban, lokasi dekat perempatan McD Bojongsari, Depok, Selasa (5/5)

SitindaonNews.Com | Penyidik kepolisian kini tengah memburu empat pelaku perampokan dengan modus pecah kaca yang berupaya merampok seorang pengusaha wanita berinisial IR (49), di Jalan Raya Muchtar, Bojongsari, Kota Depok, Jawa Barat, Selasa (5/5) pagi. "Pelaku masih dilakukan pengejaran," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus dalam keterangan tertulis, Selasa.

Yusri menjelaskan peristiwa perampokan yang viral di media sosial itu, berawal ketika korban baru mengambil uang sejumlah Rp 80 juta di salah satu bank di Bojongsari. "Pada hari Selasa sekitar pukul 10.10 WIB, korban mengambil uang di teller bank di Bojong Sari Depok sejumlah Rp 80 juta. Kemudian di Jalan Raya Muhtar RT02/04, Bojong Sari, Kota Depok, di seberang McDonald Bojong Sari, sekitar pukul 10.30 WIB, mobil korban dipepet oleh empat orang laki-laki tidak dikenal," kata Yusri.

Empat pelaku tidak dikenal tersebut beraksi di tengah keramaian, dengan menggunakan masker dan helm serta mengendarai dua sepeda motor. Kemudian pelaku memecahkan kaca belakang kanan mobil korban, selanjutnya menodongkan senjata tajam jenis badik, kemudian merampas tas korban yang berisi uang sejumlah Rp 80 juta.

Meski pelaku mengacungkan senjata tajam dan berhasil membawa uang korban, sopir korban tetap nekat dan mengejar pelaku. Warga setempat yang melihat kejadian itu, akhirnya ikut mengejar dan mengeroyok pelaku.

Akibat perlawanan sopir korban dan warga, pelaku terjatuh sehingga uang korban di dalam tas berserakan di jalan. Pelaku akhirnya kabur tanpa membawa uang korban "Setelah dihitung di Polsek jumlah uang korban tersisa Rp 77.200.000 dan yang hilang sebanyak Rp 2.800.000," kata Yusri pula.

Sumber: republika.co

5ea7eb313e195Para pelaku pembunuh sopir taksi online yang mayatnya ditemukan di hutan pinus saat digiring petugas polisi.(Foto Humas Polresta Bandung)

SitindaonNews.Com | Teka-teki pelaku pembunuhan terhadap Samiyo Basuki Riyanto (61), mantan pegawai negeri sipil (PNS) yang ditemukan tewas di hutan Pinus Jalan Raya Banjaran-Pangelangan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, akhirnya terungkap.

Samiyo yang diketahui sebagai sopir taksi online itu ternyata tewas setelah dibunuh oleh empat penumpang wanita dengan menggunakan kunci inggris.

Keempat pelaku yakni berinisial KAS alias Risma (19), KEZI alias Sella (20), AS alias Riska (21) dan IK (16).

Pembunuhan itu terjadi karena pelaku tak dapat membayar ongkos yang telah disepakati sebesar Rp 1,7 juta.

1. Kronologi kejadian

Kapolresta Bandung Kombes Pol Hendra Kurniawan mengatakan, pembunuhan berawal dari tersangka berinisial IK dan S yang berasal dari Jakarta memesan angkutan taksi online.

IK memesan jasa korban secara offlinedengan tujuan Pangalengan dengan harga yang disepakati sebesar Rp 1,7 juta.

Sebelum perjalanan ke Pangalengan, korban dan pelaku menjemput pelaku RK di daerah Jonggol, Kabupaten Bogor, kemudian melanjutkan perjalanan ke Pangalengan menggunakan jalur tol Cipularang yang keluar di Tol Gate Seroja.

Sesampainya di Pangalengan, para pelaku kemudian menjemput pelaku RM.

Di tengah jalan, korban kemudian menagih ongkos yang telah disepakati sebesar Rp 1,7 juta. Saat ditagih, para tersangka ini tak mampu membayar ongkos itu.

"Karena tidak bisa membayar salah satu tersangka sepakat untuk menghabisi korban," ungkap Hendra dalam keterangannya, Selasa (28/4/2020).

2. Korban tewas dipukul dengan kunci Inggris

"Salah satu tersangka memukulkan sebanyak delapan kali ke arah kepala bagian belakang hingga korban meninggal dunia dan korban di buang ke jurang di Pangalengan," kata Hendra.

Hingga jasad korban ditemukan warga di tebing hutan pinus pada Senin 30 Maret 2020.

3. Ditangkap di tempat terpisah, peran masing-masing pelaku

Sementara itu, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Bandung AKP Agtha Bhuwana Putra mengatakan, keempat pelaku ini ditangkap di kediaman masing-masing dalam waktu yang berbeda, sejak Jumat (24/4/2020) sampai Minggu (26/4/2020) pagi.

Dikutip dari Kompas TV, Agtha menjelaskan, empat pelaku memiliki peran berbeda-beda dalam melakukan aksi pembunuhan.

Dua pelaku utama yakni Risma berperan membekap dan mencekik korban, IK yang memukul korban dengan kunci inggris..

Sedangkan Riska membantu membuang jenazah korban ke jurang. Sedangkan Sela mengamankan barang bukti.

"Korban dipukul kepalanya sebanyak delapan kali kemudian akhirnya meninggal," kata Agtha.

Setelah dipastikan tewas, korban kemudian dibuang ke jurang. Sedangkan kendaraan milik korban dibawa mereka.

"IK (16) otaknya, yang tersangka anak dibawah umur," katanya saat dihubungi Kompas.com.

4. Para pelaku memiliki hubungan khusus

Agtha mengatakan bahwa empat pelaku pembunuh Samiyo merupakan wanita penyuka sesama jenis.

"Iya (wanita penyuka sesama jenis)," katanya.

Keempatnya berkenalan belum lama ini dari sebuah aplikasi kencan.

"Mereka ini punya hubungan spesial sejak tahun 2020, ketemunya di aplikasi lesbian daring, seperti komunitas," ujarnya.

Menurut Agtha, mereka menyewa taksi onlinetersebut dengan tujuan pertemuan tak lain hanya untuk berkencan.

"Tujuannya ya untuk pacaran," ungkapnya.

5. Terancam 20 tahun penjara

Agtha mengatakan, atas perbuatannya tersangka akan dijerat dengan Pasal 338 Jo Pasal 340 jo Pasal 55 dan atau Pasal 365 KUHPidana dengan ancaman hukuman 20 tahun penjara

"Untuk pelaku di bawah umur akan dikoordinasikan dengan Bapas, untuk penanganan peradilan anak, karena salah satu pelaku masih dibawah umur," kata Agtha.

Selain itu, polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti yakni, satu unit kendaraan roda empat merek Datsun Go warna putih dengan nomor polisi B 1313 KRX, kunci Inggris warna merah, baju warna abu dan jaket sweater warna hitam.

Saat ini polisi masih mengembangkan kasus pembunuhan tersebut.

Sumber: KOMPAS.com (Penulis: Kontributor Bandung, Agie Permadi | Editor: Aprillia Ika, Farid Assifa)/Kompas TV

Sumber: kompas.com